Kasihan! Investasi US$25 M Melayang, RI Gagal Swasembada Plastik 2030
Jakarta, CNBC Indonesia - Rencana investasi petrokimia bahan baku plastik sebesar US$25 miliar batal terealisasi. Salah satu penyebabnya adalah Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) No 8/2024 tentang Perubahan Ketiga atas Permendag No 36/2023 tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor.
Selain Permendag No 8/2024, faktor infrastruktur dan mahalnya biaya logistik turut memengaruhi keputusan perusahaan menunda atau membatalkan rencana investasinya.
Akibatnya, kata Sekjen Asosiasi Olefin, Aromatik dan Plastik Indonesia (Inaplas) Fajar Budiono, Indonesia berpotensi mengimpor sekitar 4 juta ton bahan baku plastik di tahun 2030. Hal itu disampaikan dalam diskusi media tentang Permendag No 8/2024 di Jakarta, Senin (8/7/2024).
"Investasi yang tertunda itu sekitar US$25 miliar. Salah satu penyebabnya Permendag No 8/2024. Ada juga karena keputusan perusahaan mengalihkan bidang investasinya. Juga ada dampak faktor infrastruktur dan logistik," kata Fajar.
"Ya, tahun 2030 belum bisa swasembada plastik," tambahnya menegaskan.
Fajar menjelaskan, akibat Permendag No 8/2024, permintaan di sektor petrokimia turut terkena dampak. Pasalnya, lanjut dia, Permendag itu menyebabkan importasi tekstil dan produk tekstil (TPT) menjadi bebas. Hingga menyebabkan industri TPT di dalam negeri tertekan hingga mengalami gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK).
"Saat ini industri tekstil di dalam negeri dalam situasi kebangkrutan total, mengingat pemerintah membuka seluas-luasnya impor TPT murah dengan kualitas cukup baik. Permendag No 8/2024 serta beberapa kemudahan lainnya memukul habis-habisan industri tekstil nasional," kata Fajar.
Padahal, industri TPT merupakan konsumen produksi polyester di dalam negeri.
"Akibat Permendag No 8/2024, utilisasi industri polyester nasional sudah turun ke 63%. Sebelumnya masih bisa mencapai 80%," kata Fajar.
Karena itu lah, sejumlah rencana investasi ikut tertunda.
"Yang sudah jalan itu hanya proyek PT Pertamina Polytama Propindo 2 yang rencananya akan beroperasi tahun 2025. dan proyek PT Lotte Chemical Indonesia yang juga akan beroperasi tahun 2025," kata Fajar.
"Sehingga tahun depan itu kita masih akan jadi net importir karena rencana-rencana investasi yang tertunda tadi," pungkasnya.
(dce/dce)