Sumber Energi Ini Jadi Andalan RI untuk Percepatan Transisi Energi

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
Kamis, 04/07/2024 13:35 WIB
Foto: Dok: Pertamina

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan gas mempunyai peran sebagai jembatan menuju transisi ke Energi Baru dan Terbarukan (EBT). Pasalnya, emisi pembakaran gas lebih rendah apabila dibandingkan dengan emisi dari bahan bakar fosil lainnya.

Semula, Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE), Eniya Listiani Dewi menjelaskan bahwa pihaknya tengah berupaya agar puncak emisi karbon di Indonesia tidak bergeser dari tahun 2030. Sebab apabila bergeser ke 2035, maka target Indonesia mencapai emisi nol bersih (net zero emission/NZE) pada 2060 terancam gagal.

Oleh sebab itu, sembari menggenjot penggunaan energi bersih, pemerintah akan mengakselerasi penggunaan gas bumi terlebih dahulu. Khususnya untuk mendorong pertumbuhan industri.


"Jadi Pak Menteri sudah menginformasikan bahwa kita ada penemuan natural gas di sisi Jawa Timur ya, itu bisa mudah-mudahan ini nanti skalanya besar sekali sehingga bisa mencukupi pipa gas yang masuk ke Jawa, dan ini menggantikan energi-energi di industri yang ada yang perlu heat demand besar," kata dia dalam acara Green Economy Expo: Advancing Technology, Innovation and Circularity, Kamis (4/7/2024).

Eniya optimistis setelah 2030, harga dari sumber Energi Baru dan Terbarukan (EBT) ke depan akan semakin murah. Ia pun berharap RUU EBET bisa tuntas sebelum masa pemerintahan Presiden RI Jokowi selesai.

"Jadi kita harapkan akselerasi renewable energy-nya akan bisa terangkat di after 2030. Tapi sebelum itu pun kita harus berusaha masuk ya, mudah-mudahan nanti kalau rencana undang-undangnya sudah bisa gol tahun ini, akan banyak insentif yang bisa kita dapatkan untuk renewable energy," katanya.


(pgr/pgr)
Saksikan video di bawah ini:

Accelerating Efficiency, Fueling Sustainability via ABB Formula E