Bos Buruh Minta Aturan Impor Zulhas Dicabut, Ancamannya Tak Main-Main

Martyasari Rizky, CNBC Indonesia
03 July 2024 13:41
Massa buruh yang tergabung dalam Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) melakukan unjuk rasa di kawasan Patung Kuda Arjuna Wijaya, Jalan Merdeka Barat, Jakarta, Rabu (3/7/2024). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)
Foto: Massa buruh yang tergabung dalam Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) melakukan unjuk rasa di kawasan Patung Kuda Arjuna Wijaya, Jalan Merdeka Barat, Jakarta, Rabu (3/7/2024). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Partai Buruh, Said Iqbal menyebut pemerintah telah gagal, lantaran banyaknya kasus pemutusan hubungan kerja (PHK) yang terjadi di industri manufaktur, khususnya di industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT).

Said Iqbal mengingatkan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) untuk melindungi industri dalam negeri, yang mana hampir satu tahun ini dunia usaha industri manufaktur nasional, khususnya industri TPT mengalami penurunan omzet, bahkan banyak perusahaan terpaksa gulung tikar atau tutup.

"Akibatnya bagi serikat buruh adalah PHK besar-besaran. Jadi pertumbuhan ekonomi yang sekarang dibanggakan, yang disebut ekonomi tumbuh itu apa? (Faktanya) PHK di mana-mana. Seharusnya ekonomi tumbuh itu menyerap lapangan kerja. Berarti itu hanya di sektor-sektor industri tertentu saja yang menikmati semua kebijakan pemerintah," kata Said Iqbal kepada wartawan di Patung Kuda Arjuna Wijaya, Jakarta, Rabu (3/7/2024).

Dalam aksi demonstrasi hari ini, serikat buruh meminta agar Kementerian Perdagangan (kemendag) bisa mencabut Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 8 Tahun 2024 tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor dalam kurun waktu 1x7 hari. Jika hal itu tidak dilakukan, Iqbal mengancam bakal melumpuhkan Indonesia.

Massa buruh yang tergabung dalam Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) melakukan unjuk rasa di kawasan Patung Kuda Arjuna Wijaya, Jalan Merdeka Barat, Jakarta, Rabu (3/7/2024). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)Foto: Massa buruh yang tergabung dalam Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) melakukan unjuk rasa di kawasan Patung Kuda Arjuna Wijaya, Jalan Merdeka Barat, Jakarta, Rabu (3/7/2024). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)
Massa buruh yang tergabung dalam Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) melakukan unjuk rasa di kawasan Patung Kuda Arjuna Wijaya, Jalan Merdeka Barat, Jakarta, Rabu (3/7/2024). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

"Kita kasih 1 x 7 hari, kalau sampai Permendag tidak dicabut, kita lumpuhkan Indonesia. Benar, kita lumpuhkan. Buruh-buruh tekstil kita suruh stop produksi karena mereka terancam PHK. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 8 tahun 2024 harus dicabut," tegasnya.

Dari pantauan CNBC Indonesia, mulanya massa aksi memusatkan aksinya di Patung Kuda Arjuna Wijaya, Jakarta Pusat. Kemudian, berdasarkan arahan dari Said Iqbal, massa aksi itu dipecah menjadi dua kelompok, sebagian melanjutkan aksinya di depan Kantor Kemendag, dan sebagiannya lagi di Kantor Kementerian Perhubungan (Kemenhub).

Massa aksi terpantau memulai aksi di depan kantor Kemendag pada pukul 13.00 WIB. Sesampainya di depan Kemendag, mereka langsung menyuarakan aspirasinya, meminta agar bisa audiensi dengan pejabat di Kemendag.

"Hari ini juga segera cabut Permendag 8/2024. Hari ini adalah aksi awal kita, tanggal 8 kita akan turun lagi apabila hari ini Menteri Perdagangan tak mencabut Permendag 8/2024, yang membuat kawan-kawan kita kehilangan pekerjaan," tegas Ketua Umum DPP Serikat Pekerja Nasional (SPN) Iwan Kusmawan di depan kantor Kemendag.

"Saya ingatkan ke Kemendag, hari ini kita ingin bertemu dan berdiskusi. Ada perusahaan yang mengeluh, stok barang tidak bisa keluar karena diserang produk-produk China, karyawan dirumahkan dan bahkan di-PHK," pungkasnya.


(wur)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Aturan Ini Bikin Horor Pengusaha Tekstil, Buruh Deg-degan Kena PHK

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular