
Guru Besar IPB Minta Pemerintah Hati-hati Tambah Kuota Impor Beras

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah berencana menambah kuota impor beras menjadi sebanyak 5,17 juta ton sampai dengan akhir tahun ini. Kuota impor beras ini bertambah dari yang sebelumnya ditetapkan pemerintah sebanyak 3,6 juta ton.
Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) Dwi Andreas menilai, rencana impor tambahan menjadi 5,17 juta ton sebaiknya diputuskan pada Agustus 2024, menunggu hasil prognosis Badan Pusat Statistik (BPS) terkait potensi produksi beras tahun 2024 yang relatif lebih tepat di bulan tersebut.
"Kalau saya pribadi ya, apakah nanti impor atau tidak impor yang sisanya, putuskan saja di bulan Agustus (2024) ya. Karena BPS nanti sudah memiliki prognosis yang relatif baik di bulan Agustus terkait produksi pada tahun yang bersangkutan," kata Andreas kepada CNBC Indonesia, Kamis (27/6/2024).
Apabila nantinya hasil prognosis BPS menyatakan stok dan produksi tidak memadai, menurutnya, tidak masalah jika pemerintah tetap melanjutkan rencana importasi tambahan tersebut.
![]() Suasana aktivitas pembongkaran beras impor dari Vietnam yang baru tiba di Terminal Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, dengan menggunakan Kapal MP Fortune, Kamis (21/3/2024). (CNBC Indonesia/Tri Susilo) |
"Silahkan saja kan (mengimpor). Memang mau dari mana lagi kan beras tersebut kalau nggak kita datangkan dari impor? Tapi diputuskannya nanti lagi di bulan Agustus saja" ucapnya.
Sementara sekarang ini, lanjut dia, sebaiknya pemerintah fokus saja dalam merealisasikan kuota impor sebesar 3,6 juta ton yang sudah ditetapkan sejak awal, namun masih dengan catatan bahwa pemerintah tetap perlu hati-hati, mengingat kondisi rupiah saat ini yang masih tertekan oleh dolar Amerika Serikat.
"Sekarang ini selesaikan dulu yang 3,6 juta ton saja. Tapi juga nanti perjalanan impornya perlu hati-hati," kata dia.
Sebelumnya, Sekretaris Utama Badan Pangan Nasional (Bapanas) Sarwo Edhy mengungkapkan, hingga akhir tahun nanti, akan ada stok beras nasional sebanyak 9,66 juta ton. Namun, angka itu bisa tercapai jika ekspektasi produksi beras sebanyak 31,57 juta ton tahun ini terealisasi. Ditambah rencana impor beras yang telah diterbitkan Persetujuan Impor (PI)-nya untuk 3,6 juta ton.
"Dan ini jika realisasi impor 5,1 juta ton dapat terealisasi. Juga perkiraan produksi setara beras 31,57 juta ton dapat tercapai. Ini belum memperhitungkan kalau terjadi banjir, kekeringan, dan serangan hama penyakit. Kalau itu terjadi 31,57 juta ton bisa berkurang," kata Sarwo Edhy saat Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Tahun 2024, Senin (24/6/2024).
"Karena saat ini, 1 Januari-Juni 2024 kita terjadi shortage dibandingkan 1 Januari-Juni 2023 sekitar 2,4 juta ton. Ini yang perlu diantisipasi dengan impor. Karena impor juga bukan barang haram, harus dilakukan ketika produksi dalam negeri berkurang," ujar Sarwo Edhy.
Pernyataan tersebut memberi sinyal pemerintah tengah bersiap mengimpor beras jor-joran sampai 5,17 juta ton tahun ini.
(wur)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Siap-siap! 4,1 Juta Ton Beras Impor Bakal Gempur RI, Ada Apa?
