
Bulog Baru Impor 500 Ribu Ton Beras Tahun Ini, Kurang Siap Tambah Lagi

Jakarta, CNBC Indonesia - Perum Bulog baru merealisasikan impor beras pada tahun ini sebanyak 500 ribu ton. Apabila kurang dan perlu ada penguatan stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP), Bulog siap kembali mengimpor.
"Realisasi impor baru 500 ton di tahun ini. Itu yang 2,5 juta tadi untuk SPHP dan barangnya cukup, kalau kurang kita lakukan lagi (impor), kita maksimalkan dalam negeri juga," ungkap Direktur Bisnis Perum Bulog Febby Novita kepada CNBC Indonesia di Pasar Induk Beras Cipinang, Rabu (28/2/2024).
Sementara itu, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengungkapkan bahwa pemerintah sudah melakukan impor beras di awal tahun 500 ribu ton. Perum Bulog masih memiliki jatah impor beras 2 juta ton plus 1,6 juta ton.
"Baru 500 ribu ton, tahun ini ada kuota 2 juta ton. Kemarin ada penambahan 1,6 juta ton, itu kita pastikan teman-teman Bulog siap, daripada nanti belum ada kuotanya nanti rapat-rapat lagi kelamaan, ini udah disiapkan. Presiden-Kementerian semua maunya cepat, tinggal kontrol kapan masuknya, importasi yang terukur," timpalnya di Pasar Induk Beras Cipinang, Rabu (28/2/2024).
![]() Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan pengecekan stok beras di Gudang Bulog Cibitung, Kabupaten Bekasi, Jumat (16/2/2024). Dalam kesempatan itu ia juga kembali membagikan bantuan pangan beras 10 kilogram ke keluarga penerima manfaat. (CNBC Indonesia/Emir Yanwardana) |
Pemerintah memutuskan untuk menambah kuota penugasan impor beras tahun ini kepada Perum Bulog sebanyak 1,6 juta ton, setelah menugaskan impor sebanyak 2 juta ton pada akhir tahun 2023 lalu. Ini adalah bagian dari penugasan kepada Bulog untuk impor tahun 2023 yang mencapai 3,5 juta ton. Adanya impor diproyeksikan bakal membuat harga beras bakal turun.
"Otomatis (harga turun), jadi malah yang harus dijaga harga di tingkat petani. Saat harga gabah Rp 8.000-8.600/Kg, kembali ke Rp 6.500-7.000, itu bukan anjlok, tapi harga hilir mau sesuai HET (Harga eceran tertinggi), dan di hulu angkanya setelah Harga Pokok Produksi (HPP) ditambah harus ada margin," sebut Arief.
Upaya menyeimbangkan harga beras di tingkat konsumen dan petani menjadi tugas pemerintah karena ke depan harga beras bakal turun dan berpotensi merugikan petani. Pemerintah perlu mewaspadainya karena kebutuhan jelang Ramadhan bakal meningkat.
"Rata-rata kebutuhan nasional 2,5-2,6 juta ton sebulan, kenaikan (karena Ramadhan) ngga lebih dari 20-30%, kalau orang makan sehari 2x ngga jadi 8x juga kan karena Ramadhan dan lebaran, tapi ini kita siapkan," ucap Arief.
(fys/wur)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Buwas Buka-Bukaan RI Impor Beras 2 Juta Ton Tahun Depan