Sri Mulyani Makin Hati-hati Tambah Utang, Ini Alasannya!

Arrijal Rachman, CNBC Indonesia
27 June 2024 15:10
Menteri Keuangan, Sri Mulyani menyampaikan keterangan saat konferensi pers terkait Kondisi Fundamental Ekonomi Terkini dan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 di Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak, Jakarta, Senin (24/6/2024). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)
Foto: Menteri Keuangan, Sri Mulyani menyampaikan keterangan saat konferensi pers terkait Kondisi Fundamental Ekonomi Terkini dan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 di Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak, Jakarta, Senin (24/6/2024). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati minim menarik utang baru untuk memenuhi pembiayaan belanja APBN tahun ini.

Pembiayaan anggaran hingga Mei 2024 hanya senilai Rp 84,6 triliun atau turun 28,7% dari realisasi periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 118,6 triliun.

Padahal, pada periode Mei 2024 APBN mulai defisit senilai Rp 21,8 triliun atau 0,1% terhadap PDB. Disebabkan belanja negara meroket tatkala penerimaan negara anjlok.

Belanja negara hingga periode itu naik 14% menjadi Rp 1.145,3 triliun dari tahun lalu Rp 1.004,9 triliun, sedangkan pendapatan negara turun 7,1% menjadi Rp 1.123,5 triliun dari Rp 1.209 triliun.

"Teman-teman tentu bertanya kok bisa pembiayaan utang pada saat penerimaan negara turun padahal belanjanya naik?" kata Sri Mulyani saat konferensi pers APBN secara daring, Kamis (27/6/2024).

Sri Mulyani menjelaskan, turunnya pembiayaan anggaran saat mulai defisitnya APBN itu perlu dilakukan karena tren suku bunga acuan tengah tinggi dan kurs rupiah terus mengalami tekanan terhadap dolar AS hingga terdepresiasi 6%.

Oleh karena itu, ia mengatakan, pembiayaan anggaran melalui utang pada saat itu anjlok 12,2% menjadi Rp 132,2 triliun dari Rp 150,5 triliun, terutama karena penerbitan SBN turun. Penjualan SBN neto atau issuance hanya mencapai Rp 141,6 triliun, turun 2% dari Mei 2023.

"Maka strategi pembiayaan juga harus dikelola secara hati-hati. Karena itu, kalau kita lihat sampai dengan Mei 2024, pembiayaan utang kita Rp 132,2 triliun, ini turun 12,2%," tutur Sri Mulyani.

Sri Mulyani mengatakan, dalam memenuhi kebutuhan pembiayaan anggaran, ia lebih memilih untuk memanfaatkan saldo anggaran lebih (SAL). "Karena kita juga menggunakan dari sumber yang berasal dari SAL tahun sebelumnya," ucapnya.

Untuk membiayai kebutuhan pembiayaan belanja negara dalam APBN 2024, Sri Mulyani sebelumnya telah mengaku lebih condong memanfaatkan sisa lebih pembiayaan anggaran atau SiLPA 2023 sekitar Rp 200 triliun.

Sebagai informasi total pemanfaatan SiLPA yang sebesar Rp 200 triliun itu terdiri dari Rp 62,8 triliun khusus untuk Mei 2024, sisanya merupakan penarikan tahun berjalan hingga April 2024 dengan nilai sebesar Rp 146,6 triliun. Sedangkan catatan pada Mei 2023 Rp 322,7 triliun.


(arm/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Penampakan Barang Ilegal Rp 49 M yang Disikat Sri Mulyani Cs

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular