
Rupiah Ambrol, Pemerintah Bakal Umumkan Tarif Listrik Akhir Bulan Ini

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan, pihaknya akan mengumumkan tarif listrik terbaru untuk 13 pelanggan non subsidi pada akhir Juni 2024 ini.
Asal tahu saja, penyesuaian tarif atau tariff adjustment listrik PLN dilakukan setiap tiga bulan sekali. Saat ini, tarif listrik yang berlaku masih sama seperti pada periode April-Juni 2024.
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Jisman P. Hutajulu mengungkapkan bahwa pihaknya akan segera mengumumkan tarif listrik yang akan berlaku pada periode Juli 2024 mendatang, hal itu dikatakan akan dilakukan pada akhir bulan Juni 2024 ini.
"Ditunggu ya konferensi persnya. Akhir bulan Juni (2024)," ujar Jisman singkat kepada CNBC Indonesia, Senin (24/6/2024).
Asal tahu saja, perhitungan penyesuaian tarif tenaga listrik bagi pelanggan non subsidi dilakukan setiap tiga bulan. Tarif listrik yang berlaku akan mengacu pada perubahan terhadap realisasi parameter ekonomi makro, yakni kurs, Indonesian Crude Price (ICP), inflasi, serta Harga Batu Bara Acuan (HBA).
Namun, salah satu komponen yang menentukan tarif listrik yakni kurs Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS), yang mana saat ini terus terdepresiasi. Berdasarkan data Refinitiv pada perdagangan Senin (24/6/2024) pukul 14.26 WIB, rupiah terpantau Rp16.395 per US$.
Sebelumnya, pemerintah telah memutuskan untuk tidak menaikkan harga BBM maupun listrik pada tahun ini. Namun, keputusan itu hanya berlaku sampai Juni 2024.
Demikian disampaikan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. Menurutnya, keputusan itu telah ditetapkan dalam sidang kabinet paripurna yang digelar Presiden Jokowi.
"Tadi diputuskan dalam sidang kabinet paripurna tidak ada kenaikan listrik, tidak ada kenaikan BBM sampai Juni, baik itu yang subsidi maupun non subsidi," kata Airlangga di kantornya, Jakarta, Senin (26/2/2024).
Dengan ketetapan itu, maka pemerintah menurut Airlangga telah menetapkan tambahan anggaran untuk Pertamina maupun PLN supaya tidak ada perubahan harga.
Namun, dia belum menjelaskan besaran perubahan anggaran subsidi energinya. Sebagaimana diketahui pada tahun ini target subsidi energi sebesar Rp 186,9 triliun. Rinciannya ialah Rp 113,3 triliun untuk subsidi BBM dan LPG, serta Rp 73,6 triliun untuk subsidi listrik.
Oleh sebab itu, ia mengatakan, defisit APBN akan melebar dari yang ditetapkan, 2.29% dari PDB pada tahun ini, menjadi sekitar 2,8%. Seiring dengan adanya penambahan kebutuhan anggaran untuk beberapa pos anggaran.
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tok! Tarif Listrik April & Juni 2024 Resmi Tidak Naik
