Jokowi Happy, Daya Saing RI Kalahkan Inggris, Jepang dan Malaysia

Emir Yanwardhana, CNBC Indonesia
Senin, 24/06/2024 14:18 WIB
Foto: Presiden Joko Widodo dalam Peresmian Peluncuran Digitalisasi Layanan Perizinan Penyelenggaraan Event, (24/6/2024). (Tangkapan Layar Youtube Sekretariat Presiden)

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengaku senang dengan peringkat daya saing Indonesia yang meningkat signifikan pada tahun ini.

Dalam IMD World Competitiveness Ranking (WCR) 2024, peringkat daya saing Indonesia naik ke peringkat 27 dari sebelumnya peringkat 34 pada tahun sebelumnya.

"Yang saya senang ini mengalahkan Inggris yang berada di rangking 28, Malaysia yang berada di rangking 34, Jepang yang di ranking 38, Filipina di ranking 52 dan Turki di 53. Kita (Indonesia) berada di rangking 27," papar Jokowi, dalam sidang kabinet, Senin (24/6/2024).


Di tengah ketidakpastian global yang tinggi dan ekonomi dunia yang sulit, Jokowi menilai pencapaian ini patut disyukuri.

"Ini yang patut kita syukuri, karena dari sini kita tahu dimana kita berada. di posisi mana kita berada," paparnya.

Dia mengatakan bahwa upaya memperbaiki peringkat daya saing dalam kondisi dunia yang tidak menentu seperti sekarang ini tidak mudah.

Oleh karena itu, Jokowi pun mengingatkan kepada Kementerian dan Lembaga agar benar-benar mencermati kondisi global dan ekonomi nasional. Pasalnya, Jepang mengalami penurunan peringkat hingga 3 peringkat karena pelemahan mata uang dan menurunnya produktivitas. Sementara itu, Malaysia turun 7 peringkat karena pelemahan mata uang dan masalah stabilitas politik.

"Artinya apa? stabilitas politik itu penting, artinya stabultias mata uang itu penting, artinya peningkatan produktivitas itu penting," kata Jokowi.

Dikutip dari IMD, peringkat Indonesia bersisian dengan Inggris pada posisi 28. Sementara itu, Indonesia sukses melampaui daya saing Jepang di peringkat 38 dan India 39.

Arturo Bris, Direktur World Competitiveness Center (WCC) IMD, mengatakan daya saing Inggris anjlok setelah Brexit dan baru membaik tahun ini.

"Daya saing Indonesia didongkrak oleh peningkatan performa ekonomi, kemampuan menarik kapital, dan pertumbuhan PDB. Tahun ini performa ekonomi Asia Tenggara amat baik, kecuali untuk Malaysia yang turun peringkat," tegas Bris.

Dalam menentukan peringkat daya saing, IMD World Competitiveness Center menggunakan empat indikator, yaitu performa ekonomi, efisiensi pemerintah, efisiensi bisnis, dan infrastruktur.

Khusus Indonesia, Bris mengatakan peringkat daya saingnya didongkrak tinggi efisiensi bisnis (14), efisiensi pemerintah (23), dan performa ekonomi (24). Meskipun begitu, Indonesia dianggap masih cukup lemah dalam ketersediaan infrastruktur, terutama di bidang kesehatan dan lingkungan (61), pendidikan (57), sains (45), dan teknologi (32).

Kemudian, penilaian yang mendongkrak Indonesia dalam efisiensi bisnis adalah masifnya ketersediaan tenaga kerja (2), efektivitas manajemen perusahaan (10), perilaku dan tata nilai masyarakat yang mendukung efisiensi perusahaan (12). Walaupun begitu, finansial (25) dan produktivitas perusahaan (30) dianggap perlu ditingkatkan.

Nilai yang paling terpuruk dari indikator penilaian jatuh di efisiensi pemerintah terkait perundangan bisnis (42), seperti aturan perdagangan, persaingan, dan ketenagakerjaan. Peringkat kedua terburuk jatuh di kerangka sosial yang mengukur keadilan penegakan hukum, pendapatan, dan kesetaraan gender. Kebijakan pajak (12) dan kebijakan finansial publik (18) terkait bank sentral dan bank umum, Indonesia bisa dikatakan mendapat peringkat baik.


(haa/haa)
Saksikan video di bawah ini:

Video: DPR: Anggaran Dipangkas, Kemendag "Lumpuh" Antisipasi Tarif AS