Terungkap Borok Mal yang Bikin Pengunjung Sepi Parah Bak Kuburan

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
18 June 2024 18:45
Pusat Perbelanjaan legendaris Ratu Plaza yang dulunya ramai dikunjungi banyak orang kini sudah sangat sepi. Pantauan CNBC Indonesia, Senin (3/6/2024), tidak banyak pengunjung yang datang meski sekeliling mal merupakan perkantoran mewah dengan banyak pekerja kantoran. (CNBC Indonesia/Ferry Sandi)
Foto: Pusat Perbelanjaan legendaris Ratu Plaza yang dulunya ramai dikunjungi banyak orang kini sudah sangat sepi. (CNBC Indonesia/Ferry Sandi)

Jakarta, CNBC Indonesia - Beberapa pusat perbelanjaan lama atau mal legendaris di DKI Jakarta bernasib sepi pengunjung. Hal itu berbeda dengan pusat perbelanjaan lain yang mampu menarik banyak pengunjung dengan konsep matang dan kenyamanannya. Bahkan tingkat kunjungan dari mal tersebut sudah tergolong tinggi.

"Banyak Pusat Perbelanjaan yang mampu dan telah berhasil memberikan fungsi lain dari sekedar fungsi belanja saja sehingga diminati dan banyak dikunjungi oleh masyarakat bahkan tingkat kunjungannya telah mencapai 100%," kata Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Alphonzus Widjaja kepada CNBC Indonesia, Selasa (18/6/2024).

Fungsi lain dari Pusat Perbelanjaan akan selalu berubah dari waktu ke waktu karena Pusat Perbelanjaan sangat erat dengan gaya hidup atau lifestyle yang cepat sekali berubah setiap waktu. Tren yang ada pada saat ini tentu berbeda dengan beberapa tahun silam.

"Pada saat ini untuk merespons perubahan yang terjadi akibat pandemi COVID - 19 maka Pusat Perbelanjaan harus dapat menambahkan fungsi lain yaitu harus dapat menjadi hub koneksi social atau social connection hub dikarenakan sudah hampir tiga tahun manusia di dunia ini tidak bisa dengan bebas untuk berinteraksi dengan sesamanya secara langsung, bukan di dunia maya seperti yang selama ini terjadi," sebut Alphonzus.

Tampak di dalam mal dan lokasi parkiran pusat perbelanjaan, Ratu Plaza, Sudirman sangat sepi. Berbeda kondisinya saat mencapai masa kejayaan sekitar 10 tahun lalu (Senin, 3/6/2024).Foto: Ferry Sandi
Tampak di dalam mal dan lokasi parkiran pusat perbelanjaan, Ratu Plaza, Sudirman sangat sepi. Berbeda kondisinya saat mencapai masa kejayaan sekitar 10 tahun lalu (Senin, 3/6/2024).

Karenanya, dewasa ini tenant yang lebih ramai didominasi oleh bidang food and beverages dibanding fashion. Masyarakat cenderung menjadikan mal sebagai tempat berkumpul, utamanya di kota-kota besar.

"Masyarakat Indonesia juga memiliki budaya yang senang berkumpul baik bersama keluarga, sanak saudara, teman, kolega, komunitas dan lain sebagainya maka oleh karenanya Pusat Perbelanjaan harus memiliki fasilitas untuk kebutuhan masyarakat tersebut baik dalam bentuk konsep gedung maupun tenancy mix kelengkapan campuran atau bauran penyewa," ujar Alphonzus.

Pusat Perbelanjaan harus dapat memiliki dan menyediakan tempat ataupun fasilitas untuk pelanggan melakukan interaksi sosial dengan sesamanya, sehingga fungsi Pusat Perbelanjaan bukan lagi hanya sekedar sebagai tempat belanja.

"Pusat Perbelanjaan harus dapat menyediakan ataupun memberikan journey atau experience kepada para pelanggannya, bukan lagi hanya sekedar menyediakan ataupun memberikan fungsi belanja saja," kata Alphonzus.


(wur/wur)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Fenomena Mengerikan, Ramalan Bos Toko: Semua Mal yang Ada akan Sepi!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular