
Babak Baru Gencatan Senjata Gaza: AS-Hamas Saling Tunjuk, Israel Cuek

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken mengatakan Hamas telah mengusulkan banyak perubahan terhadap proposal gencatan senjata, yang beberapa di antaranya tidak dapat dilaksanakan.
Dalam konferensi pers bersama Perdana Menteri Qatar di Doha, Blinken mengatakan beberapa usulan balasan dari Hamas, yang telah memerintah Gaza sejak 2007, berupaya mengubah ketentuan yang telah diterima dalam perundingan sebelumnya.
"Hamas bisa saja menjawab dengan satu kata: Ya," kata Blinken, seperti dikutip Reuters, Kamis (13/6/2024).
"Sebaliknya, Hamas menunggu hampir dua minggu dan kemudian mengusulkan lebih banyak perubahan, beberapa di antaranya melampaui posisi yang sebelumnya telah diambil dan diterimanya.
Sementara Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih Jake Sullivan mengatakan banyak dari perubahan yang diusulkan Hamas bersifat kecil "dan bukannya tidak terduga" sementara yang lain berbeda secara substansial dari apa yang diuraikan dalam resolusi Dewan Keamanan PBB pada Senin.
"Tujuan kami adalah untuk mengakhiri proses ini. Pandangan kami adalah bahwa waktu untuk tawar-menawar sudah berakhir," kata Sullivan kepada wartawan.
Menurut dua sumber keamanan Mesir, Hamas juga menginginkan jaminan tertulis dari AS terkait rencana gencatan senjata.
Namun, pejabat senior Hamas Osama Hamdan membantah bahwa kelompok Palestina tersebut telah mengajukan ide-ide baru.
Berbicara kepada TV Al-Araby yang tersebar di seluruh Arab, ia menegaskan kembali pendirian Hamas bahwa pihak Israel yang menolak proposal dan menuduh pemerintah AS menyetujui sekutu dekatnya tersebut.
Dalam pernyataannya pada Rabu malam, Hamas mengatakan telah menyatakan kesiapannya untuk bekerja sama sementara Israel tidak.
"Sikap Blinken adalah kelanjutan dari kebijakan Amerika yang terlibat dalam genosida brutal terhadap rakyat Palestina kami," kata mereka. Kelompok itu mengatakan AS memberikan perlindungan politik dan militer bagi Israel untuk terus maju dengan serangannya di Gaza.
Kelompok Palestina itu mengatakan bahwa meskipun pejabat AS mengatakan Israel telah menerima proposal gencatan senjata yang diuraikan oleh Biden pada 31 Mei, "kami belum mendengar pejabat Israel mana pun mengonfirmasi penerimaan ini."
Sementara itu, meskipun AS mengatakan Israel menerima usulan tersebut, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah memberikan sinyal yang bertentangan. Ia mengatakan Israel tidak akan berhenti sampai tujuannya untuk menghancurkan Hamas tercapai.
Proposal ala Presiden AS Joe Biden menyebut gencatan senjata dan pembebasan bertahap sandera Israel di Gaza sebagai ganti warga Palestina yang dipenjara di Israel, yang pada akhirnya mengarah pada berakhirnya perang secara permanen.
Para negosiator dari AS, Mesir, dan Qatar telah berupaya selama berbulan-bulan untuk memediasi gencatan senjata dalam konflik tersebut dan membebaskan para sandera, lebih dari 100 di antaranya diyakini masih ditawan di Gaza.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sudah Sepakat Gencatan Senjata, Israel Masih Sibuk Bombardir Gaza
