
Berbau 'Perang Dingin', Armada Perang Rusia Tiba di Tetangga Dekat AS

Jakarta, CNBC Indonesia - Armada kapal perang Rusia, termasuk kapal selam bertenaga nuklir, telah tiba di teluk Havana. Kunjungan ini dianggap sebagai unjuk kekuatan di tengah ketegangan Moskow dengan Barat atas dukungan untuk Ukraina.
William Leogrande, seorang profesor di Universitas Amerika, mengatakan Havana hanya berjarak 100 mil dari Key West, Florida di AS dan waktu kunjungan tersebut menunjukkan lebih dari sekadar "praktik standar".
"Kunjungan kapal perang Rusia tersebut merupakan cara (Presiden Rusia Vladimir) Putin untuk mengingatkan (Presiden AS Joe) Biden bahwa Moskow dapat menantang Washington dalam lingkup pengaruhnya sendiri," kata Leogrande kepada Associated Press, Kamis (13/6/2024).
Empat kapal, termasuk kapal selam bertenaga nuklir Kazan dan fregat Admiral Gorshkov, memasuki Teluk Havana pada Rabu (12/6/2024) waktu setempat. Mereka datang sambil memberikan penghormatan dengan 21 tembakan meriam yang dibalas dari benteng La Cabaña, benteng tempat Che Guevara pernah berkantor.
Dalam perjalanan ke Kuba minggu ini, Gorshkov dan Kazan telah melakukan latihan rudal di Atlantik. Menurut Kementerian Pertahanan Rusia, armada-armada tersebut menguji rudal presisi pada target pada jarak lebih dari 600 km (370 mil).
Pejabat Kuba mengumumkan kunjungan tersebut minggu lalu dan mengatakan bahwa kunjungan semacam itu dari negara-negara sahabat merupakan praktik standar. Mereka juga mengatakan bahwa Kazan tidak membawa senjata nuklir dan tidak ada ancaman bagi kawasan tersebut.
Kazan dan Gorshkov termasuk di antara kapal perang Rusia yang paling modern, masing-masing dibangun pada tahun 2017 dan 2018. Kapal selam itu diyakini sebagai yang paling senyap di angkatan laut Rusia, dan angkatan laut Rusia mengatakan fregat itu mampu membawa rudal hipersonik Zircon terbaru mereka.
Kapal-kapal itu juga disambut oleh kerumunan orang Kuba di tepi sungai terkenal Havana, Malecón, tetapi ada pertunjukan yang kuat dari diplomat Rusia dan keluarga mereka yang melambaikan bendera Rusia dan berteriak: "Rusia! Rusia!"
Seorang warga bernama Gustavo Rivero González datang untuk menyaksikan kedatangan tersebut. "Ini adalah situasi yang terjadi sekali seumur hidup. Saya tidak mengalami krisis [rudal Kuba] tahun 1962. Kita hidup di masa ketika kekuatan-kekuatan saling bermusuhan," katanya.
Sementara itu, warga lain bernama Antonio Martínez lebih vokal dalam menyaksikan kedatangan armada Rusia tersebut. "Itu konyo. Ada lima juta orang Kuba di Miami. Kami jauh lebih dekat dengan Amerika Serikat. Dan sekarang kami sedang kelaparan," katanya, seperti dikutip Guardian.
Kapal-kapal itu, termasuk kapal tanker Pashin dan kapal tunda penyelamat Nikolai Chiker meninggalkan pelabuhan asal mereka di semenanjung Kola Rusia pada pertengahan Mei lalu.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rusia Kirim Kapal Selam Nuklir ke 'Musuh' dan Tetangga AS, Ada Apa?
