Bos Properti: Bangun 1 Juta Rumah Rakyat Serap Investasi Rp356 Triliun

Jakarta, CNBC Indonesia - Ketua Umum Realestat Indonesia (REI) Joko Suranto mengatakan, industri properti merupakan sektor padat karya yang dapat menyerap investasi skala besar. Karena itu, ujarnya, program pembangunan 3 juta rumah yang dijanjikan Presiden Terpilih Prabowo Subianto pada saat kampanye di bulan Februari 2024 lalu, akan menciptakan lapangan kerja baru di dalam negeri.
Hal itu, ujarnya, menjadi jawaban permasalahan kesenjangan kepemilikan rumah alias backlog perumahan di Indonesia yang saat ini mencapai 9,9 juta.
Karena itu, REI pun mendukung program pembangunan rumah rakyat yang dicanangkan Prabowo. Bahkan, REI optimistis bisa membangun 1,5 juta unit rumah di perkotaan.
"Ketika ini (program 3 juta rumah Prabowo) dilaksanakan akan menyediakan jumlah pekerja pekerja hampir 14 juta," kata Joko dalam Propertinomic CNBC Indonesia, Rabu (12/6/2024).
"Bicara 1 juta unit saja, sudah bisa menarik investasi hingga Rp356 triliun. Dan akan menciptakan pekerjaan bagi sekitar 11 juta orang. Kemudian, pendapatan yang terdistribusi lewat lapangan pekerjaan ini adalah sekitar Rp114 triliun atau rata-rata Rp4,3 juta," tambahnya.
Pembangunan rumah rakyat, yang diharapkan bisa menekan backlog perumahan di Indonesia, mendesak dilakukan. Sebab, imbuh dia, jumlah orang Indonesia yang tinggal di perkotaan akan semakin bertambah, seiring dengan kenaikan jumlah populasi.
"Jika backlog ini nggak diselesaikan, maka program kesejahteraan itu nggak mungkin terjadi. Karena rumah layak huni itu indikator kesejahteraan. Kedua, akan muncul stunting lebih hebat lagi. Ketiga, ini yang harusnya sangat concern, karena saat ini kita semuanya membutuhkan lapangan pekerjaan. Dan industri properti adalah industri padat karya," sebutnya Joko.
"Saat ini jumlah orang Indonesia yang tinggal di kota sudah mencapai 56%. Dan angka akan jadi 66% di tahun 2035 nanti, dengan populasi Indonesia akan mencapai 304 juta orang. Ini akan sangat bermasalah betul, dari sisi dari bagaimana harus dijalani, alokasi anggaran saat itu (jika backlog tak diselesaikan sejak sekarang)," ujarnya.
Karena itulah, kata Joko, REI mengajukan skema propertinomic. Dengan begitu, ucap Joko, permasalahan backlog perumahan di Indonesia tidak sampai berlarut-larut hingga menimbulkan cost lebih besar.
(dce/dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Live Now! Bos Properti Buka-bukaan Propertinomic
