Usai Hadap Jokowi, Mentan Amran Ungkap Kondisi Sangat Kritis Intai RI

Emir Yanwardhana, CNBC Indonesia
11 June 2024 15:33
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman ke Istana Negara, Jakarta, Selasa (11/6/2024). (CNBC Indonesia/Emir Yanwardhana)
Foto: Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman ke Istana Negara, Jakarta, Selasa (11/6/2024). (CNBC Indonesia/Emir Yanwardhana)

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memanggil Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman ke Istana Negara, Jakarta, Selasa (11/6/2024). Ia menghadap untuk melaporkan kondisi pangan di Indonesia saat ini.

"Kami dipanggil pak presiden untuk melihat kondisi pangan, kondisi sekarang ini adalah iklim yang tidak menentu," kata Mentan usai rapat kepada wartawan.

Meski ia tidak mengungkapkan data produksi pangan terkini, Amran mengatakan Presiden menanyakan kesiapan untuk memasuki puncak musim kemarau di bulan Agustus, September, dan Oktober mendatang. Ia juga dimintakan untuk mencarikan solusi cepat agar tidak memengaruhi produksi pangan di dalam negeri.

"3 bulan ini (Agustus, September, Oktober) ini sangat kritis karena juga ada El Nino, diminta solusinya apa?" kata Amran.

Ia mengatakan pihaknya terus mendorong kegiatan pompanisasi yang sudah dilakukan sejak bulan Maret. Kementan juga sudah melakukan refocusing anggaran senilai Rp 7 triliun untuk membeli pompa, benih, alat mesin pertanian.

"Alhamdulillah dia (presiden) katakan 'segera diselesaikan dalam waktu singkat' untuk menghadapi musim kering yang ekstrem yaitu Agustus, September, Oktober. Insya Allah kami akan lakukan akselerasi," katanya.

Amran juga mengabarkan saat ini kegiatan pompanisasi Kementan saat ini sudah 70%, atau suda terpasang sekitar 25 ribu pompa. 30% diantaranya akan diselesaikan sebelum bulan Agustus, yang terfokus di Jawa, Lampung, Sumatera Selatan, Sulawesi Selatan, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Tengah yang menjadi kawasan sentra padi.

"Kalau ini terpasang semua mudah-mudahan bisa memitigasi risiko kekeringan. Mudah-mudahan. Jadi beliau (presiden) perintahkan segera perintahkan segera selesaikan yang 30%, sebelum Agustus. moga-moga bisa selesai," kata Amran.

Seperti diketahui produksi beras saat ini mulai mengkhawatirkan. Berdasarkan Catatan Badan Pangan Nasional (Bapanas) dari hasil Kerangka Sampel Area (KSA) BPS total produksi beras Januari - Juli 2024 sebesar 18,64 juta ton, lebih rendah 2,47 juta ton dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.

Bahkan Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi mengungkapkan ada potensi kekurangan produksi beras hingga 5 juta ton di tahun ini.

"Ini potensi kekurangan (produksi tahun ini) kurang lebih 5 juta ton. (Tapi masih belum tahu apakah bakal ditambah impor), karena sekarang saja dari kuota 3,6 juta ton kita masih pelan-pelan, (sekarang) baru 2 juta ton. Kita usahakan dalam negeri, karena sayang kita ambil dari luar negeri, kalau 3 juta ton saja itu sudah Rp 30 triliun," kata Arief saat ditemui di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (10/6/2024).


(dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Mentan, Kepala Badan Pangan dan Bos BUMN Kumpul di DPR, Ada Apa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular