
Fakta Baru Presiden Iran Tewas, 6 Calon Maju Pilpres-Ahmadinejad Bye!

Jakarta, CNBC Indonesia - Dewan Wali Iran telah menyetujui pencalonan enam peserta pemilihan presiden (pilpres) Iran. Ini terjadi pasca tewasnya Presiden Ebrahim Raisi dalam sebuah kecelakaan helikopter, Mei lalu.
Mengutip CNBC International, enam calon presiden itu memiliki sejumlah latar belakang. Mulai dari mantan ketua parlemen, Wali Kota Teheran, hingga perunding nuklir top negara itu.
Setelah pengesahan calon presiden, akan ada debat langsung yang disiarkan di televisi di lembaga penyiaran milik pemerintah Iran. Kandidat juga diberikan izin untuk beriklan di papan reklame dan menyampaikan pidato untuk mendukung kampanye mereka.
Berikut para calon presiden Iran yang akan maju ke pilpresĀ 28 Juni nanti sebagaimana dikutip CNBC International dan Teheran Times:
1. Mohammad Bagher Qalibaf
![]() |
Qalibaf adalah mantan walikota Teheran yang memiliki hubungan dekat dengan paramiliter Garda Revolusi negara itu. Ia menjadi kandidat paling menonjol dalam pemilihan kali ini.
Banyak yang mengingat Qalibaf sebagai mantan jenderal Garda Revolusi, adalah bagian dari tindakan keras terhadap mahasiswa Iran pada tahun 1999. Dia juga dilaporkan memerintahkan tembakan tajam untuk digunakan terhadap mahasiswa pada tahun 2003 ketika menjabat sebagai kepala polisi negara tersebut.
Qalibaf gagal mencalonkan diri sebagai presiden pada tahun 2005 dan 2013. Dia mengundurkan diri dari kampanye presiden tahun 2017 untuk mendukung Raisi dalam pencalonan presiden pertamanya yang gagal.
2. Saeed Jalili
![]() |
Jalili berkarir sebagai direktur Kantor Inspeksi Kementerian Luar Negeri Iran pada tahun 1995. Ia masuk kementerian setelah menjadi dosen di Universitas Imam Sadeq, tempat ia meraih gelar PhD.
Jabatan ilmuwan politik berikutnya termasuk menjadi anggota Dewan Keamanan Nasional Iran, wakil menteri luar negeri untuk urusan Eropa dan Amerika, dan sekretaris Dewan Keamanan Nasional Iran.
Jalili menjadi terkenal pada tahun 2007 ketika ia menjadi kepala perunding nuklir Teheran. Dia saat ini menjadi anggota Dewan Kebijaksanaan Kemanfaatan.
Jalili diyakini memiliki basis pendukung setia yang kuat. Meskipun demikian, ia tidak pernah menikmati tingkat popularitas yang dibutuhkan untuk menduduki jabatan presiden. Dia menduduki peringkat ketiga dalam pemilihan presiden tahun 2013 dan mengundurkan diri dari pencalonannya pada tahun 2021 dan mendukung mendiang Raisi.
3. Masoud Pezeshkian
![]() |
Masoud merupakan satu-satunya kandidat reformis di antara kelompok garis keras. Perwakilan parlemen dari wilayah Tabriz ini dipandang memiliki peluang.
Sepanjang karir politiknya, Pezeshkian secara konsisten menyerukan persatuan di antara berbagai kelompok politik. Dia percaya bahwa "kekuatan Iran ada pada persatuan" dan penting untuk "menerima adanya perbedaan pendapat dan selera" untuk mencapai tujuan dan kebijakan sistem dan kepemimpinan, seperti kepemimpinan dalam sains, pembangunan, dan kemajuan daerah.
Persetujuan pencalonan dirinya sebagai presiden oleh Dewan Wali merupakan sebuah kejutan, mengingat cara dia mengkritik secara blak-blakan terhadap kegelisahan masyarakat.
Beberapa orang percaya bahwa Pezeshkian berpotensi menimbulkan tantangan serius bagi lima pesaingnya yang konservatif. Analis percaya bahwa duel antara Pezeshkian dan Qalibaf mungkin akan terjadi.
4. Alireza Zakani
![]() |
Dari segi karir, jalan Zakani sebagai politisi konservatif tidak sepanjang dan mengesankan seperti lawan-lawannya. Selain menjadi Wali Kota, ia sempat menjabat sebagai anggota parlemen Iran dari tahun 2004 hingga 2016 dan sekali lagi dari tahun 2020 hingga 2021.
5. Amir-Hossein Ghazizadeh Hashemi
![]() |
Saat ini ia menjabat sebagai ketua Yayasan Urusan Martir dan Veteran. Sebelumnya, ia mewakili daerah pemilihan Masyhad dan Kalat di Parlemen Iran dari 2008 hingga 2021. Ia berprofesi sebagai ahli bedah telinga, hidung, dan tenggorokan.
Ghazizadeh Hashemi menganut pandangan konservatif. Dia adalah juru bicara "Front Stabilitas Revolusi Islam" yang merupakan kelompok politik prinsipal terkenal. Dia saat ini menjadi anggota Partai Islam Qanoon, faksi konservatif lainnya.
6. Mostafa Pourmohammadi
![]() Mostafa Pourmohammadi. (Dok. National Council of Resistance of Iran) |
Pourmohammadi memulai karirnya sebagai jaksa di Pengadilan Revolusi, dan kemudian menjadi wakil menteri intelijen di bawah Presiden Rafsanjani. Ia juga menjabat sebagai pejabat wakil menteri intelijen dan kepala departemen politik dan sosial di kantor Pemimpin Tertinggi Ayatollah Seyyed Ali Khamenei.
Pada tahun 2005, Pourmohammadi diangkat menjadi menteri dalam negeri oleh Presiden Mahmoud Ahmadinejad. Dia memegang posisinya hingga 2008.
Pourmohammadi kemudian menjadi kepala kantor inspektorat jenderal Iran. Dia mencalonkan diri sebagai presiden pada tahun 2013 tetapi mengundurkan diri. Pada tahun yang sama, ia diangkat menjadi Menteri Kehakiman oleh Presiden Hassan Rouhani, posisi yang dipegangnya hingga tahun 2017.
AhmadinejadĀ Ditendang?
Sementara itu, mantan Presiden Mahmoud Ahmadinejad dicoret dari daftar. Ia diketahui sempat mengumumkan keinginan untuk maju ke pilpres awal Juni.
Dilansir Al Arabiya, Ahmadinejad telah didiskualifikasi untuk ketiga kalinya, menyusul kegagalannya dalam pencalonan pada tahun 2017 dan pemilihan presiden 2021. Ia diketahui memang berseteru dengan Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei, yang memiliki kewenangan untuk menyetujui dan menolak para kandidat calon presiden.
![]() Mahmoud Ahmadinejad (Asgaripour/WANA (West Asia News Agency) via REUTERS ATTENTION EDITORS - THIS PICTURE WAS PROVIDED BY A THIRD PARTY) |
Pria berusia 67 tahun itu telah menjabat sebagai presiden Iran selama dua periode berturut-turut dari tahun 2005 hingga 2013.
Di bawah pemerintahannya, Iran berselisih hebat dengan negara-negara Barat, terutama buntut program nuklir dan pernyataannya yang menghasut mengenai Israel.
Di 2005 misalnya, Ahmadinejad sempat menyedot perhatian publik karena mengatakan bahwa Israel ditakdirkan untuk "dihapus dari peta". Ia menegaskan bahwa Holocaust merupakan sebuah mitos.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article NATO Beri Respons Tak Terduga soal Kematian Presiden Iran Raisi
