Internasional

Menteri Kabinet Perang Netanyahu Resign, Begini Nasib Israel ke Depan

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
10 June 2024 14:55
FILE PHOTO: Israeli Prime Minister Benjamin Netanyahu speaks during a press conference with Defense Minister Yoav Gallant and Cabinet Minister Benny Gantz in the Kirya military base in Tel Aviv , Israel , 28 October  2023.    ABIR SULTAN POOL/Pool via REUTERS//File Photo
Foto: via REUTERS/POOL

Jakarta, CNBC Indonesia - Benny Gantz resmi keluar dari pemerintahan Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu. Ia kini bukan lagi seorang anggota kabinet perang Israel berhaluan tengah.

Pada 18 Mei, Gantz mengumumkan bahwa jika Netanyahu tidak membuat rencana yang koheren untuk membawa pulang para sandera dan tata kelola Gaza pascaperang, maka dia akan meninggalkan kabinet perang paling lambat 8 Juni.

Namun, mengingat penyelamatan empat sandera Israel pada Sabtu, dia menunda untuk mewujudkan ancamannya selama sehari.

"Keluar dari pemerintahan adalah keputusan yang rumit dan menyakitkan," kata Gantz dalam pernyataan yang disiarkan televisi pada Minggu malam di Israel, seperti dikutip CNN International pada Senin (10/6/2024).

"Netanyahu mencegah kita untuk bergerak maju menuju kemenangan sejati [di Gaza]. Itulah sebabnya kami meninggalkan pemerintahan darurat hari ini dengan berat hati, tetapi dengan sepenuh hati."

Lalu bagaimana kondisi kabinet Netanyahu saat ini?

Setidaknya ada tiga area kepentingan yang paling mendesak, di mana pengunduran diri Gantz mungkin terasa. Area tersebut adalah pemerintah Israel, jalannya perang dengan Hamas, dan prospek politik Gantz sendiri.

Meski terasa, para analis menyebut kepergian Gantz tidak akan menyebabkan pemerintahan Netanyahu runtuh.

"Benny Gantz dalam kesulitan," kata mantan negosiator Timur Tengah Aaron David Miller sebelum pengunduran diri Gantz.

"Dia ingin tetap berada di pemerintahan, dia membawa semacam tangan yang moderat, tetapi dia tidak memiliki potensi saat ini untuk menjatuhkan pemerintahan."

Saat ini Netanyahu dan mitra koalisinya masih memiliki 64 dari 120 kursi Knesset.

Jika kesepakatan penyanderaan Israel oleh Amerika Serikat (AS) terlaksana, maka Netanyahu tetap dapat tetap menjabat hingga pemilihan umum pada Oktober 2026. Namun jajak pendapat menunjukkan bahwa jika pemilihan umum diadakan sekarang, Gantz akan menang.

Bagi warga Palestina di Gaza, pemerintahan yang bebas Gantz berarti bahwa keadaan tidak akan bertambah buruk.

Sikap "moderat" Gantz yang dirujuk Miller tampaknya tidak mungkin membuat Israel bersikap "lebih lunak" terhadap Hamas, atau menyebabkan lebih sedikit korban sipil daripada yang terjadi.

Baik Gantz dan Menteri Pertahanan Yoav Gallant, keduanya sama-sama tidak ragu untuk tidak setuju dengan Netanyahu di depan publik. Namun mereka disebut hanya sekadar bisa menegurnya, sehingga ada kemungkinan kesepakatan penyanderaan tidak akan segera terwujud dalam waktu dekat.


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kabinet Perang Israel Pecah, Saingan Netanyahu Minta Bantuan AS

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular