Internasional

Kabinet Perang Israel Pecah, Saingan Netanyahu Minta Bantuan AS

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
05 March 2024 13:00
FILE PHOTO: Israeli Prime Minister Benjamin Netanyahu speaks during a press conference with Defense Minister Yoav Gallant and Cabinet Minister Benny Gantz in the Kirya military base in Tel Aviv , Israel , 28 October  2023.    ABIR SULTAN POOL/Pool via REUTERS//File Photo
Foto: via REUTERS/POOL

Jakarta, CNBC Indonesia - Anggota Kabinet Perang Israel, Benny Gantz, dilaporkan telah melakukan perjalanan ke Amerika Serikat (AS) sejak Minggu (3/3/3024). Hal ini pun mengundang teguran dari Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.

Pasalnya kunjungan Gantz ke AS direncanakan tanpa izin dari Netanyahu. Kepergian saingan politik PM Israel juga terjadi ketika AS dan Netanyahu masih berselisih mengenai cara meringankan penderitaan warga Palestina di Gaza dan rencana pasca perang di wilayah tersebut.

Seorang pejabat dari partai sayap kanan Likud Netanyahu, yang berbicara tanpa menyebutkan namanya, mengatakan Netanyahu melakukan "pembicaraan yang sulit" dengan Gantz dan mengatakan kepadanya bahwa negaranya "hanya memiliki satu perdana menteri."

Gantz dijadwalkan bertemu dengan Wakil Presiden AS Kamala Harris dan penasihat keamanan nasional Jake Sullivan pada Senin (4/3/2024) dan pada Selasa (5/3/2024) dengan Menteri Luar Negeri Antony Blinken, menurut Partai Persatuan Nasional yang dipimpinnya.

Pejabat Israel kedua yang berbicara tanpa menyebut nama mengatakan kunjungan Gantz dimaksudkan untuk memperkuat hubungan dengan AS, meningkatkan dukungan terhadap perang Israel dan mendorong pembebasan sandera Israel.

Laporan Associated Press menyebut situasi ini menandakan makin melebarnya keretakan dalam kepemimpinan negara itu, setelah hampir lima bulan perang dengan Hamas.

Saat ini prioritas AS di kawasan tersebut makin terhambat oleh Kabinet Netanyahu yang didominasi oleh kelompok ultranasionalis. Partai Gantz yang lebih moderat terkadang bertindak sebagai penyeimbang.

Meski begitu, Gantz masih belum jelas mengenai pandangannya mengenai negara Palestina. Jajak pendapat menunjukkan dia akan mendapat cukup dukungan untuk menjadi perdana menteri jika pemungutan suara diadakan hari ini.

Kunjungan ke AS, jika menemui kemajuan dalam upaya penyanderaan, dapat semakin meningkatkan dukungan Gantz.

Popularitas Netanyahu sendiri telah menurun sejak perang pecah, menurut sebagian besar jajak pendapat. Banyak warga Israel menganggap dia bertanggung jawab atas kegagalan menghentikan serangan lintas batas oleh Hamas pada 7 Oktober, yang menewaskan 1.200 orang, sebagian besar warga sipil, dan menyandera sekitar 250 orang ke Gaza, termasuk wanita, anak-anak dan orang lanjut usia.

Sementara lebih dari 30.000 warga Palestina telah terbunuh sejak perang dimulai, sekitar dua pertiga dari mereka adalah perempuan dan anak-anak. Sekitar 80% dari 2,3 juta penduduk telah meninggalkan rumah mereka, dan badan-badan PBB mengatakan ratusan ribu orang berada di ambang kelaparan.

Warga Israel yang kritis terhadap Netanyahu mengatakan bahwa pengambilan keputusannya dinodai oleh pertimbangan politik, namun tuduhan tersebut dibantah oleh Netanyahu. Kritik tersebut terutama ditujukan pada rencana pembangunan Gaza pascaperang.

Netanyahu sendiri ingin Israel mempertahankan kontrol keamanan terbuka atas Gaza, dan Palestina menjalankan urusan sipil.

Sementara AS ingin melihat kemajuan dalam pembentukan negara Palestina, dan membayangkan perubahan kepemimpinan Palestina dalam menjalankan pemerintahan di Gaza dengan tujuan akhirnya menjadi negara.


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pemerintahan Netanyahu Pecah, Menteri Kabinet Perang Israel Resign

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular