Special Dialogue Apkasindo

RI Siap-Siap, Makanan Vs Energi Berpotensi Rebutan Minyak Sawit

Khoirul Anam, CNBC Indonesia
Kamis, 06/06/2024 16:00 WIB
Foto: Ketua Umum Dewan Sawit Minyak Indonesia (DMSI), Sahat Sinaga saat memberikan pemaparan dalam Special Dialogue APKASINDO di Menara Tendean, Jakarta Selatan, Kamis (6/6/2024). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Direktur Eksekutif Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia Sahat Sinaga menyebut hilirisasi sawit di Indonesia akan diprioritaskan untuk makanan dibandingkan untuk energi seperti bahan bakar minyak. Alasannya sawit kaya akan mikronutrien dibandingkan dengan minyak dari bunga matahari dan sebagainya, yang dibutuhkan .

"Oleh karena itu, dalam rangka membuat masyarakat intelegensi tinggi dan badan sehat, agar full energetic, itu makanlah dengan sawit. Dengan catatan kita ubah pola kerja sehari-hari," ungkap dia dalam Special Dialogue Strategi Meningkatkan Daya Saing Kelapa Sawit Indonesia Melalui Hilirisasi, Kamis (6/6/2024).

Hanya saja, Sahat memprediksi, pemanfaatan minyak sawit dapat menimbulkan konflik kepentingan. Adapun saat ini porsi hilirisasi minyak sawit untuk makanan baru di angka 45%, sedangkan untuk oil chemical baru mencapai 10%.


"Tak perlu khawatir. Asal saja, terutama di kabinet sekarang-sudah seharusnya, bisa manage. Jangan lupa, Indonesia itu negara yang kaya," papar Sahat.

Foto: Ketua Umum Dewan Sawit Minyak Indonesia (DMSI), Sahat Sinaga saat memberikan pemaparan dalam Special Dialogue APKASINDO di Menara Tendean, Jakarta Selatan, Kamis (6/6/2024). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Ketua Umum Dewan Sawit Minyak Indonesia (DMSI), Sahat Sinaga saat memberikan pemaparan dalam Special Dialogue APKASINDO di Menara Tendean, Jakarta Selatan, Kamis (6/6/2024). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Di sisi lain, dia menambahkan, sudah saatnya mendorong pengembangan Degummed Palm Mesocarp Oil (DPMO), produk hasil olahan Palm Mesocarp Oil (PMO), yang menghilangkan protein dan metal berat lainnya dari minyak sawit yang diolah. Ke depan, imbuh dia, Indonesia tak lagi hanya sebatas penghasil CPO nomor satu dunia, tetapi juga DPMO.

Dia mengatakan, pengembangan DPMO juga menandai rebranding minyak sawit Indonesia dan tak hanya CPO. Menurut Sahat, rebranding dari CPO menjadi DPMO akan mendorong pengembangan minyak sawit yang bernilai tinggi, yang dapat diaplikasikan ke berbagai produk fungsional.

"Inovasi ini mampu menjaga mikronutrisi alami tinggi minyak sawit dan emisi karbonnya rendah," ujar Sahat.


(dce)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Kejagung Sita Rp 11,8 T Dari Korupsi Fasilitas Ekspor CPO