Dunia Makin Sikut-sikutan, Sri Mulyani Akui Posisi RI Sulit!
Jakarta, CNBC Indonesia-Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tantangan perekonomian Indonesia pada tahun 2025 akan semakin banyak. Dia mengatakan salah satunya adalah membuat perjanjian dagang dengan negara-negara lain saat ini semakin sulit.
"Industry policy menjadi praktik yang sekarang dilakukan oleh negara yang dahulu mengatakan industry policy bukanlah good policy," kata Sri Mulyani dalam rapat dengan Komisi XI DPR RI membahas rancangan APBN 2025, Rabu, (5/6/2024).
Dia mengatakan banyak negara yang saat ini meninggalkan jenis perjanjian dagang multilateral. Dia mengatakan saat ini banyak negara lebih memilih untuk pembuatan perjanjian antar dua negara saja atau bilateral bahkan unilateral.
"WTO (World Trade Organization) saat ini menjadi institusi yang kurang reliable untuk menyelesaikan masalah perdagangan meskipun tetap berusaha untuk relevan," kata dia.
Sri Mulyani mengatakan sulitnya membuat perjanjian antarnegara ini juga terlihat dari melonjaknya sanksi serta restriksi perdagangan yang diterapkan negara-negara dunia. Dia mencatat pada 2019, jumlah restriksi perdagangan di seluruh dunia baru mencapai 923. Namun, dalam lima tahun jumlah itu meningkat menjadi lebih dari 3.000 pembatasan perdagangan.
"Yang terbaru dan cukup mengejutkan, Biden (Presiden AS) memperlakukan tarif 4 kali lipat untuk kendaraan listrik dari Tiongkok," katanya.
(rsa/mij)