BI: Kunci Ekonomi Tinggi di 2025 Tergantung Kebijakan Fiskal Prabowo

Arrijal Rachman, CNBC Indonesia
05 June 2024 15:50
Gubernur Bi Perry Warjiyo (Tangkapan Layar Youtube)
Foto: Gubernur Bi Perry Warjiyo (Tangkapan Layar Youtube)

Jakarta, CNBC Indonesia - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memperkirakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun depan, atau tepatnya pada tahun saat menjabatnya Presiden Terpilih Prabowo Subianto di kisaran 4,8%-5,6%.

Proyeksi pertumbuhan ekonomi tersebut sedikit lebih tinggi dari proyeksi pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun ini yang ia perkirakan akan berada pada kisaran 4,7%-5,5%. Mengacu pada realisasi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I-2024 sebesar 5,11%.

"Kita bersyukur pertumbuhan ekonomi kita 5,1% di kuartal I dan didukung konsumsi dan khususnya investasi bangunan," ucap Perry saat rapat kerja dengan Komisi XI DPR di Gedung Parlemen, Jakarta, Rabu (5/6/2024).

Dia menekankan, untuk proyeksi pertumbuhan ekonomi pada 2025 ini sebetulnya membutuhkan faktor pendorong ekonomi dari kebijakan fiskal pemerintah ke depan. Artinya, dia mendorong supaya belanja pemerintah lebih ekspansif untuk mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia di tengah potensi perlambatan ekonomi global.

Perry mencontohkan, pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat misalnya hanya akan tumbuh 2,5% pada 2024 dan menurun menjadi 1,9% pada 2025. China juga sama dari 4,7% pada tahun ini potensi pertumbuhannya menjadi semakin lemah pada 2025 menjadi hanya sebesar 4,1%.

"Ke depan tentu saja perlu upaya-upaya dari fiskal dan kami dukung insentif likuiditasnya bagaimana mendorong konsumsi khususnya level bawah tapi juga mendorong investasi dari manufaktur," ucap Perry.

"Dari berbagai hal itu kami perkirakan pertumbuhan ekonomi kita tahun ini bisa berkisar 4,7% sampai 5,5%, tahun depan kami perkirakan bisa naik 4,8% sampai 5,6% didukung peningkatan permintaan domestik khususnya konsumsi dan investasi," tutur Perry.

Oleh sebab itu, Perry menekankan laju pertumbuhan ekonomi pada 2025 nantinya akan sangat tergantung pada kebijakan fiskal pemerintahan mendatang, apakah mampu mendorong pertumbuhan hingga batas atas proyeksi atau malah tertekan ke level bawah.

"Jadi tentu saja yang nanti kebijakan fiskal tahun depan akan berpengaruh seberapa jauh pertumbuhan kita antara kisaran 4,8% sampai 5,6%, baik mengenai defisitnya maupun pilihan-pilihan alokasi anggaran baik untuk operasional maupun investasi," tutur Perry.

Sebagai informasi, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan target pertumbuhan ekonomi 5,1%-5,5% dalam rancangan awal Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 sudah cukup ambisius. Angkanya pun jauh lebih tinggi dari perkiraan BI untuk batas bawahnya.

Hal itu disampaikan untuk menanggapi pernyataan sejumlah fraksi yang menilai target pertumbuhan dalam Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM-PPKF) 2025 kurang tinggi.

"Hal ini merupakan sebuah range pertumbuhan ekonomi yang cukup ambisius, namun tetap realistis," kata Sri Mulyani dalam Rapat Paripurna DPR RI dengan agenda jawaban pemerintah atas tanggapan fraksi terkait KEM-PPKF 2025, kemarin (4/5/2024).


(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sangar! Begini Gaya Sri Mulyani Bareng Prabowo Berseragam Militer

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular