Internasional

Kabar Ga Enak dari Australia, Ekonomi Tak Baik-Baik Saja

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
05 June 2024 11:13
Bendera Australia dan Aborigin berkibar setengah tiang di Harbour Bridge di Sydney, Jumat (9/9/2022). Bendera setengah tiang tersebut sebagai penghormatan atas meninggalnya Ratu Elizabeth II, pemimpin terlama dalam sejarah Inggris dalam usia 96 tahun. (Photo by ROBERT WALLACE/AFP via Getty Images)
Foto: Bendera Australia dan Aborigin berkibar setengah tiang di Harbour Bridge di Sydney, Jumat (9/9/2022). Bendera setengah tiang tersebut sebagai penghormatan atas meninggalnya Ratu Elizabeth II, pemimpin terlama dalam sejarah Inggris dalam usia 96 tahun. (Photo by ROBERT WALLACE/AFP via Getty Images)

Jakarta, CNBC Indonesia - Perekonomian Australia mengalami pelemahan di kuartal pertama (Q1) 2024. Data resmi Biro Statistik Australia menunjukkan pertumbuhan melambat menjadi 0,1% (qoq), lebih rendah dari perkiraan awal 0,2%.

Penurunan ini menurut biro statistik, mengindikasikan kondisi masyarakat Australia semakin buruk. Meskipun perekonomiannya sedikit bertumbuh dan di level positif. Sebelumnya di kuartal 4 (Q4) 2023, ekonomi Australia tercatat 0,3%.

"Pertumbuhan ini merupakan periode pertumbuhan triwulanan yang ke-10 namun merupakan laju paling lambat dalam 6 triwulan," muat badan itu dikutip Trading Economics.

"Di tengah lesunya permintaan domestik, penurunan lebih lanjut dalam investasi tetap, dan hambatan dari perdagangan bersih," tambahnya.

Sebenarnya belanja rumah tangga tumbuh lebih besar (Q1: 0,4% vs Q4 2023: 0,3%), terutama untuk barang-barang penting seperti listrik, sewa, makanan, dan kesehatan. Pengeluaran pemerintah juga meningkat (1,0% vs 0,8%) karena manfaat yang lebih besar bagi rumah tangga.

Namun pada saat yang sama, investasi menyusut lebih jauh (-0,9% vs -1,5%). Investasi swasta turun untuk pertama kalinya dalam lima kuartal karena penurunan investasi non-hunian, biaya pengalihan kepemilikan, dan total hunian.

Impor barang dan jasa naik 5,1% sementara ekspor hanya bertambah 0,7%. Rasio tabungan rumah tangga turun 0,9% setelah meningkat di Q4 2023.

Hal ini pun dikonfirmasi Menteri Keuangan (Menkeu) Australia Jim Chalmers. Hal ini, tegasnya menjadi pengingat akan tekanan yang dialami masyarakat.

"Penyebab utama dari pertumbuhan yang sangat lemah ini adalah suku bunga yang lebih tinggi, dikombinasikan dengan inflasi yang moderat namun terus-menerus dan ketidakpastian global yang sedang berlangsung," klaimnya.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Warganya Pelit, Ekonomi Tetangga RI Ini Loyo

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular