Harita Nickel Fokus pada Tiga Area Utama Lingkungan

Teti Purwanti, CNBC Indonesia
29 May 2024 18:00
Green Ratings 2024 by CNBC Indonesia Research PT Trimegah Bangun Persada TBK (Harita Nickel). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Green Ratings 2024 by CNBC Indonesia Research PT Trimegah Bangun Persada TBK (Harita Nickel). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel mencetak banyak pencapaian dalam upaya mengatasi perubahan iklim sepanjang 2023. Di antaranya adalah mendaur ulang 644.234 ton terak nikel setelah mendapatkan izin pemerintah untuk memanfaatkan kembali terak nikel.

Bahan tersebut kemudian dimanfaatkan untuk batu bata beton, konstruksi jalan, dan struktur terumbu karang buatan. Entitas pertambangan dan pemurnian Harita Nickel juga telah menerima sertifikasi ISO 14001 dan ISO 45001 pada 2023 untuk manajemen mutu dan lingkungan.

Ada tiga area utama yang menjadi fokus Harita dalam ikut upaya memperbaiki lingkungan yakni di darat, udara, dan air.


1. Darat


Beroperasi dengan cara yang ramah lingkungan untuk meminimalkan jejak karbon kami dengan meningkatkan penyimpanan karbon dan rehabilitasi keanekaragaman hayati yang berkelanjutan

2. Udara
Meningkatkan kualitas udara untuk melindungi kesehatan manusia, lingkungan, serta ekonomi

3. Air

Menerapkan praktik pengelolaan air yang bertanggung jawab dan melindungi ekosistem serta kehidupan perairan di laut dan danau.

Di darat, upaya yang dilakukan antara lain reklamasi dan revegetasi. Ketika proses penambangan sudah mencapai lapisan batuan dasar (bedrock), maka area tersebut dinyatakan mine out dan menjadi area bekas tambang. Perseroan memastikan area bekas tambang tersebut tak dibiarkan begitu saja, namun ada langkah-langkah penting yang dilakukan sesuai regulasi pemerintah, di mana Harita melakukannya dengan sistem reklamasi.

Reklamasi yang dilakukan Perseroan menerapkan sistem reklamasi dan revegetasi yang berkelanjutan. Artinya, perusahaan tidak harus menunggu semua area di dalam Izin Usaha Pertambangan (IUP) selesai ditambang atau dinyatakan mine out, baru melakukan reklamasi dan revegetasi.

Total sudah ada 201 hektar lahan reklamasi dan revegetasi yang sudah dilakukan Harita Nickel sampai dengan 2023, gabungan dari IUP PT Trimegah Bangun Persada (TBP) dan IUP PT Gane Permai Sentosa (GPS).

Tak hanya itu saja, Perseroan juga telah merehabilitasi daerah aliran sungai (DAS) yang terdampak dari pertambangan mencapai 475,35 hektar dan juga telah merehabilitasi kawasan bakau seluas 23,04 hektar.

Di sektor air, Harita Nickel juga menaruh perhatian secara khusus pada pengelolaan air limpasan pada setiap bukaan tambang yang tercampur dengan air hujan. Salah satu fokus Perseroan pada pengelolaan air limpasan tambang adalah kepatuhan pada parameter air limbah yang harus dipatuhi.

Perseroan telah membuat sejumlah kolam pengendapan (sediment pond) mulai dari hulu hingga hilir untuk mengelola kekeruhan air, sebelum akhirnya dirilis ke lingkungan (sungai atau laut) melalui titik penaatan yang berizin.

Pada kolam pengendapan di hilir, ada upaya pengelolaan kekeruhan air menggunakan flokulan untuk lebih mempercepat proses pengendapan sedimennya. Pengelolaan ini dilakukan di kolam sedimen Bunaken dan kolam-kolam sebelum titik penaatan.

Perseroan juga secara rutin melakukan proses reclaim atau pengerukan lumpur pada kolam pengendapan. Proses ini dilakukan pada kolam dengan tingkat endapan lumpur yang sudah mencapai 70% dari kapasitas masing-masing kompartemen kolam.

Selain itu, Harita Nickel juga menjaga kualitas air laut di kawasan Kawasi, Pulau Obi, turut menjadi perhatian Perseroan. Ada sejumlah langkah yang dilakukan Perseroan dalam menjaga kualitas air laut, mulai dari proses pemantauan secara rutin dengan menguji sampel air hingga menjaga kelestarian biota laut.

Sementara untuk menjaga kelestarian biota laut, salah satu upaya Perseroan adalah memasang reef cube atau kubus berongga di perairan dangkal dengan kedalaman 5 meter. Reef cube dijadikan wadah pertumbuhan terumbu karang dan rumah bagi ikan serta berbagai biota laut lainnya.

Dengan adanya reef cube ini, maka dapat menciptakan ekosistem terumbu karang yang baik. Jika ekosistem terumbu karang dapat terjaga dengan baik, maka menandakan kualitas air laut di kawasan tersebut turut baik dan terjaga.

Sedangkan sektor udara, untuk mengelola dampak dari debu tambang saat kemarau, Perseroan melakukan penyiraman rutin area tambang menggunakan truk penyiram.

Kemudian, pengelolaan di pabrik RKEF, Perseroan memasang alat pengendali pencemaran udara berupa ElectroStatic Precipitator (ESP) pada setiap cerobong.

Manajemen Perseroan menegaskan sejumlah langkah proteksi lingkungan yang dilakukan Harita Nickel tak hanya sebatas memenuhi aspek kepatuhan terhadap regulasi yang ada.

Tetapi yang paling penting adalah untuk mendukung sustainability, menjadi tanggung jawab Perseroan mengedepankan sisi lingkungan dalam pembangunan berkelanjutan, terutama di Indonesia bagian timur.

Dengan sejumlah upaya dan pencapaian besar Harita Nickel dalam ikut serta memitigasi dampak perubahan iklim inilah yang menurut CNBC Indonesia menilai PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) layak mendapatkan Green Ratings.


(rah/rah)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harita Nickel (NCKL) Tambah Dua Entitas Bisnis Baru, Ini Fungsinya

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular