Green Economic Forum 2024

9 Sektor Ini Dicap DBS Punya Peluang Kurangi Emisi Karbon

Romys Binekasari, CNBC Indonesia
29 May 2024 12:51
PANEL 1 - DBS (CNBC Indonesia TV)
Foto: PANEL 1 - DBS (CNBC Indonesia TV)

Jakarta, CNBC Indonesia - Upaya untuk merealisasikan target net zero emission (NZE) pada 2060 mendapat cukup banyak perhatian dari pelaku usaha, tidak terkecuali industri perbankan.

DBS Group, sebagai salah satu pelaku perbankan global, menilai ada 9 sektor yang bisa didorong untuk melakukan peningkatan dekarbonisasi. Sembilan sector ini antara lain otomotif, aviasi, kimia, makanan dan agribisnis, minyak dan gas (migas), power, real estate, perkapalan dan baja.

"Pada tahun 2022, itu kita menerbitkan publikasi Path to Net Zero kami taruh di web DBS bisa di-download gratis. Kenapa 9 sector? Padahal kalau kami lihat 9 sektor ini hanya kontribusi 30% dari total loan portofolio di DBS. Tapi setelah kami amati 9 sektor ini kontribusi 90% karbon emisi. Dengan kita menyasar ke sektor ini saja bisa mengurangi 90% karbon emisi. Banyak sekali low karbon emisi yang bisa di-scalable (diukur)," ujar Executive Director, Global Financial Markets PT DBS Indonesia, M Suryo Mulyono dalam CNBC Indonesia Green Economic Forum 2024 di Jakarta, Rabu (29/5/2024).

Sebagai contoh, berdasarkan Laporan "Our Path to Net Zero" DBS, di sektor otomotif, DBS berupaya aktif untuk mendorong pembiayaan ke ekosistem kendaraan listrik, termasuk mendukung rantai pasok di ekosistem ini. Sementara terkait klien atau nasabah di sektor ini, DBS membantu mereka untuk menerapkan transisi ke energi hijau, seperti memberikan dukungan pendanaan untuk distributor otomotif lebih agresif menjajakan model kendaraan listrik.

Untuk migas, DBS fokus membantu klien untuk menurunkan emisi hasil operasional dari penggunaan bahan bakar fosil. Selain itu juga dengan fokus pada penerapan bahan bakar berkelanjutan seperti biofuel, hydrogen dan ammonia. DBS juga mulai melakukan diversifikasi dari sector migas dengan meningkatkan cakupan bisnis ke energi baru terbarukan.

Sedangkan di sektor real estate, DBS mendorong peningkatan efisiensi energi di gedung-gedung. Terutama dalam penerapan teknologi yang bisa membantu penghematan energi. Bagi perusahaan real estate, bisa dilakukan dengan mulai aktif melakukan dekarbonisasi lewat penggunaan solar panel untuk meningkatkan cakupan energi bersih. Dalam beberapa kasus bisa dilakukan lewat power purchase agreements.

Di Indonesia, Suryo menilai potensi energi hijau sangat besar. Seperti solar panel sangat potensial untuk terus dikembangkan, karena bisa menghasilkan potensi pembangkit listrik tenaga surya hingga 3,3 tera watt.

"Selain itu, ada juga Geotermal. Banyak gunung merapi ada potensi pembangkit listrik. Indonesia sebenarnya mengandung 40% dari potensi geotermal di Dunia. Biomassa kita punya banyak lahan hutan bisa dioptimalkan menjadi salah satu source biomassa," tuturnya. 


(bul/bul)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: Sambut Penyelenggaraan Green Economic Forum 2024

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular