
RI Punya 3 Mega Proyek Pembangkit Listrik Hijau, Ini Daftarnya

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Investasi/ Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyebut Indonesia memiliki tiga proyek besar di bidang energi baru terbarukan (EBT) yang bekerja sama dengan perusahaan asing.
Deputi Bidang Kerja Sama Penanaman Modal Kementerian Investasi/BKPM Riyatno mengungkapkan, tiga proyek besar di sektor EBT tersebut antara lain yaitu proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung Cirata, Jawa Barat, lalu Pembangkit Listrik Tenaga Bayu/Angin (PLTB) Sidrap, Sulawesi Selatan, dan PLTS Atap di Likupang, Sulawesi Utara.
"Ada beberapa proyek investasi, proyek pembangkit listrik EBT yang dikerjasamakan dengan private sector, seperti Pembangkit Listrik Tenaga Surya Terapung Cirata, Pembangkit Listrik Tenaga Angin Sidrap, dan Pembangkit Solar (PLTS) Likupang. Kami menunggu pembangunan Pembangkit Listrik Panas Bumi di Ijen," ungkap Riyatno dalam Green Economic Forum 2024 CNBC Indonesia di Jakarta, Rabu (29/5/2024).
Berikut rincian ketiga proyek tersebut:
1. PLTS Terapung Cirata, Jawa Barat
Berkapasitas 192 Mega Watt Peak (MWp) dengan nilai investasi US$ 145 juta atau sekitar Rp 2,2 triliun. Dioperasikan oleh Pembangkitan Jawa-Bali Masdar Solar Energy (PMSE).
Proyek PLTS Terapung Cirata ini merupakan kerja sama RI dan Uni Emirat Arab (UEA), yakni antara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT PLN (Persero) melalui Subholding PT PLN Nusantara Power dan perusahaan energi asal UEA, Masdar.
Adapun kepemilikan saham PLN Nusantara Power tercatat sebesar 51% dan Masdar 49%.
Operasional PLTS Terapung Cirata ini diresmikan langsung oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) pada Kamis (9/11/2023).
Berada di tiga kabupaten di Jawa Barat, yaitu Purwakarta, Cianjur, dan Bandung Barat, PLTS Terapung terbesar di ASEAN ini dipasang di atas Waduk Cirata dengan luas 200 hektare.
PLTS ini terdiri dari 13 pulau/arrays dengan lebih dari 340 ribu panel surya yang dapat menghasilkan listrik untuk disalurkan ke lebih dari 50 ribu rumah. Ribuan tenaga kerja dan UMKM lokal pun ikut menjadi bagian dari pembangunan proyek ini.
2. PLTB Sidrap, Sulawesi Selatan
PLTB Sidrap berkapasitas 75 MW dengan nilai investasi sekitar US$ 150 juta atau sekitar Rp 2,1 triliun. Pembangkit listrik ini dioperasikan oleh UPC Sidrap Bayu Energi sejak April 2018. UPC merupakan perusahaan energi baru terbarukan asal Amerika Serikat.
Berkapasitas 75 MW, kontrak jual beli listrik pembangkit bayu ini diteken antara UPC Sidrap dan PLN pada 19 Agustus 2015.
Kata Sidrap sendiri merupakan kependekan dari lokasi berdirinya pembangkit ini yang ada di Kabupaten Sidenreng Rappang, Sulawesi Selatan. Untuk menyalakan listriknya, diperlukan sebanyak 30 turbin di lahan 100 hektar.
3. PLTS Atap Likupang
Solar PV atau PLTS Atap di Likupang ini berkapasitas 21 MWp dengan nilai investasi US$ 29,2 juta. Dioperasikan oleh Vena Energy, perusahaan berbasis di Singapura.
PLTS Likupang dibangun sejak Power Purchase Agreement (PPA) tahun 2017 akhir dan memakan waktu sekitar 1,5 tahun. Pembangkit tersebut memiliki 120 arry box, 24 set inverter dan 6 PV box.
Selama puncak kegiatan konstruksi, PLTS Likupang mampu menyerap hingga 900 pekerja lokal. Sementara, saat beroperasi, 80% pekerjanya merupakan masyarakat sekitar. Selama beroperasi, pembangkit ini mampu melistriki hingga 15.000 rumah tangga serta mengurangi efek gas rumah kaca hingga 20,01 kilo ton.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Terungkap, Investor UAE yang Mau Bangun PLTS di IKN Adalah Masdar
