Aksi Prabowo Mau Setop Impor Bensin Dapat Dukungan, Begini Caranya..

Firda Dwi Muliawati, CNBC Indonesia
22 May 2024 12:40
Sejumlah kendaraan antre untuk mengisi Bahan Bakar Minyak (BBM) non subsidi di SPBU kawasan Jakarta, Rabu (1/3/2023). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Sejumlah kendaraan antre untuk mengisi Bahan Bakar Minyak (BBM) non subsidi di SPBU kawasan Jakarta, Rabu (1/3/2023). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Dewan Energi Nasional (DEN) menyambut baik rencana pemerintahan Presiden RI terpilih periode 2024-2029 Prabowo Subianto yang akan menjalankan program swasembada energi. Salah satunya dengan cara menyetop impor Bahan Bakar Minyak (BBM) dan beralih ke energi yang lebih bersih,

Sekretaris Jenderal DEN Djoko Siswanto mengungkapkan rencana penyetopan impor BBM khususnya untuk jenis bensin yang digunakan oleh motor dan mobil konvensional bisa dilakukan asal pemerintah serius dalam menjalankan program tersebut. "Bisa saja (setop impor) jika serius," ujar Djoko kepada CNBC Indonesia saat ditanya kemungkinan Indonesia bisa menyetop impor BBM, dikutip Rabu (22/5/2024).

Setidaknya, kata Djoko, terdapat berbagai cara bagi pemerintah untuk bisa menyetop impor BBM. Dia mengatakan hal utama yang bisa dilakukan bagi pemerintah setidaknya untuk mengurangi jumlah impor BBM di Indonesia adalah dengan mendorong penggunaan kendaraan berbasis listrik, gas, dan hidrogen.

"PR berikutnya menghilangkan Impor BBM jenis bensin dengan cara (mendorong penggunaan) kendaraan listrik, ⁠kendaraan gas, kendaraan hydrogen, dan ⁠biobensin," jelas Djoko.

Adapun, Djoko mengungkapkan kendaraan yang masih memanfaatkan BBM sebagai bahan bakar utamanya harus dikurangi dengan tidak lagi menjual kendaraan konvensional basis BBM.

Djoko menilai, jika pemerintah mendorong pemanfaatan kendaraan listrik, gas, dan hidrogen maka akan secara cepat mengurangi kebutuhan akan BBM dan berdampak pada penurunan impor. "60% bensin impor dikonsumsi oleh sepeda motor, jadi jika Pemerintah tidak lagi menjual sepeda motor BBM dan juga mobil BBM maka akan cepat mengurangi bensin impor," tegasnya.

Selain itu, salah satu cara lain yang bisa diupayakan untuk menyetop impor BBM ke Indonesia adalah dengan mendorong penggunaan BBM itu sendiri dengan cara memanfaatkan jenis bahan bakar substitusi yang berbasis nabati (BBN) atau biobensin/biofuel.

Djoko menyebutkan biofuel jenis bioetanol bisa digunakan sebagai bahan campuran untuk BBM sehingga kebutuhan akan BBM akan berkurang.

Selain bisa mengurangi kebutuhan BBM impor, bioetanol yang dicampurkan dalam BBM juga bisa membuat lingkungan bersih lantaran emisi karon yang dihasilkan lebih rendah dan mendukung tercapainya target netral emisi karbon (NZE) tahun 2060 mendatang.

"Masyarakat jadi lebih murah beli bensin, mengurangi impor, dan lingkungan bersih, sehingga net zero emisi bisa tercapai," tandasnya.

Sebelumnya, Prabowo buka-bukaan, bahwa Indonesia saat ini masih mengimpor BBM khususnya solar hingga senilai US$ 20 miliar setara Rp 318,8 triliun (asumsi kurs Rp 15.942 per US$) per tahunnya.

Dengan impor BBM jenis solar tersebut, ia berkomitmen ke depan Indonesia akan beralih dari penggunaan energi fosil ke sumber energi yang lebih 'bersih' seperti BBN.

"Kami ingin beralih ke bahan bakar ramah lingkungan secepatnya, kami ingin memproduksi solar dari minyak sawit dan ini akan menjadi pendorong pertumbuhan yang sangat kuat," ujarnya dalam Qatar Economic Forum, dikutip Rabu (22/5/2024).

Prabowo optimistis penggunaan bahan bakar nabati sebagai pengganti BBM akan menghemat anggaran negara. Terutama untuk solar yang anggarannya mencapai US$ 20 miliar per tahun. "Kami mengimpor bahan bakar diesel senilai US$ 20 miliar setiap tahun. Jadi bisa dibayangkan penghematan yang akan kita dapatkan ketika beralih ke biofuel," ungkapnya.


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Banyak Cara RI Tekan Impor BBM, Ini Salah Satunya..

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular