Internasional

Huru-hara di Negara Dekat RI, Australia & Selandia Baru Evakuasi Warga

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
21 May 2024 22:00
Pemandangan mobil-mobil yang terbakar di ruang pamer, di tengah protes yang dipicu oleh kemarahan di kalangan penduduk asli Kanak atas amandemen konstitusi yang disetujui di Prancis yang akan mengubah siapa yang diperbolehkan berpartisipasi dalam pemilu, yang dikhawatirkan oleh para pemimpin lokal akan melemahkan suara Kanak, di Noumea, New Kaledonia, 21 Mei 2024, dalam tangkapan layar ini diperoleh dari video media sosial. (Instagram @ericpaidjan/via REUTERS)
Foto: Kaledonia Baru (via REUTERS/Instagram @ericpaidjan)

Jakarta, CNBC Indonesia - Negara di dekat Papua RI, Kaledonia Baru, kini dilanda huru-hara. Akibatnya, Australia dan Selandia Baru mulai mengevakuasi warga negaranya Selasa (21/5/2024).

Pesawat pemerintah kedua negara itu tiba di wilayah Perancis yang telah mengalami kerusuhan mematikan selama seminggu terakhir. Australia mengatakan sudah mendapat izin untuk negaranya mengirimkan pesawat evakuasi ke Kaledonia Baru sementara Selandia Baru yang sudah melakukan penerbangan evakuasi sebelumnya, berjanji akan mengirimkan penerbangan baru beberapa hari mendatang.

"Izin telah diterima untuk dua penerbangan keberangkatan yang dibantu pemerintah Australia hari ini bagi wisatawan Australia dan lainnya untuk meninggalkan Kaledonia Baru," kata Menteri Luar Negeri Australia Penny Wong dalam sebuah postingan di media sosial pada Selasa, seperti dikutip Reuters.

"Warga Selandia Baru di Kaledonia Baru menghadapi hari-hari yang penuh tantangan dan memulangkan mereka merupakan prioritas mendesak bagi pemerintah," kata Menteri Luar Negeri Selandia Baru Winston Peters.

Perlu diketahui, kericuhan di negara bekas jajahan Prancis itu bermula ketika parlemen Prancis menyetujui penduduk Prancis yang tinggal di Kaledonia Baru selama 10 tahun diberikan hak pilih dalam pemilu. Keputusan ini dikecam masyarakat adat Kanak penduduk asli Kaledonia Baru yang menganggap kebijakan itu akan membuat pengaruh politik mereka kian menyusut.

Gejolak politik itu menimbulkan penjarahan toko serta pembakaran gedung dan mobil terjadi di sejumlah tempat di Kaledonia Baru. Pada 19 Mei lalu, ratusan orang dilaporkan terluka dan enam orang tewas termasuk anggota polisi.

Tiga dari enam orang yang tewas dalam kerusuhan itu adalah pemuda Kanak yang ditembak oleh warga sipil bersenjata. Komisi Tinggi Prancis sebelumnya menyebut telah terjadi konfrontasi antara pengunjuk rasa Kanak dan kelompok bela diri bersenjata atau milisi sipil yang dibentuk untuk melindungi diri mereka sendiri.

Viro Xulue, bagian dari kelompok masyarakat yang memberikan bantuan sosial kepada warga Kanak lainnya di tengah krisis, mengatakan kejadian ini bak perang saudara di tahun 1980-an. Kala itu kerusuhan besar-besaran dan membuat masyarakat ketakutan.

Sementara itu, Presiden Prancis Emmanuel Macron telah mengumumkan keadaan darurat dan mengirim pasukan militer ke Kaledonia Baru. Akses TikTok diblokir dan jam malam diterapkan untuk meredam situasi.

Senin, Komisi Tinggi Perancis di Kaledonia Baru mengatakan bahwa bandara tetap ditutup untuk penerbangan komersial. Mereka bahkan akan mengerahkan militer untuk melindungi gedung-gedung publik.

"Ada sekitar 3.200 orang menunggu untuk meninggalkan atau memasuki Kaledonia Baru karena penerbangan komersial dibatalkan akibat kerusuhan yang terjadi pekan lalu," tulis Reuters.

"Wisatawan Selandia Baru, Jepang, dan beberapa Australia telah berangkat bersama pejabat konsulat untuk melakukan perjalanan ke bandara domestik. Hal ini disampaikan staf dan wisatawan di salah satu hotel di Noumea pada Selasa sore," tambah laman itu.

Sementara itu, enam orang tewas dan kerusuhan terjadi di Kaledonia Baru. Kamar dagang mengatakan 150 perusahaan telah dijarah dan dibakar.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Krisis Kaledonia Baru Bak 'RI Tahun 1998', Mobil Dibakar-Toko Dijarah

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular