
Orang Prabowo Sebut Minyak RI Sudah Terpuruk: Salah Diagnosa!

Jakarta, CNBC Indonesia - Politisi Partai Gerindra Kardaya Warnika mengungkapkan bahwa saat ini kondisi sektor minyak mentah di Indonesia sudah terpuruk. Hal itu lantaran adanya 'salah diagnosa' untuk kebutuhan energi di dalam negeri.
Kardaya yang juga Mantan Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (Dirjen EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Tahun 2011-2012 bahkan mengungkapkan, sumber minyak di Indonesia sudah dalam kondisi defisit.
"Kita lihat kondisi kita saat ini. Kondisi kita saat ini, minyak kita sudah terpuruk. Kenapa terpuruk? Karena yang belakangan ini ibaratnya dokter itu salah diagnosa. Yang sakit jantung, yang diobatin kaki, yang tidak sembuh-sembuh. Kita harus tahu ini, bagaimana posisi kita? Kita sudah energi ini yang sekarang itu sudah defisit," ujar Kardaya dalam program Energy Corner CNBC Indonesia, Selasa (21/5/2024).
Kardaya yang sempat menjadi Anggota DPR 2019-2024 ini mengatakan untuk bisa memperbaiki kondisi energi yang defisit itu, maka Indonesia bisa melakukan pemanfaatan keragaman sumber energi yang tersedia di Indonesia.
"Jarang sekali negara-negara di dunia yang mempunyai sumber keberagaman energi seperti kita. Kita batubara punya, minyak punya, sumber matahari punya, air punya, bio punya. Apalagi geotermal, kita terbesar," ungkap Kardaya.
Adapun, dia menekankan bahwa akan lebih baik lagi bila Indonesia beralih pada sumber energi yang terbarukan seperti dengan memanfaatkan energi matahari dan mensubstitusi Bahan Bakar Minyak (BBM) dengan Bahan Bakar Nabati (BBN) yang lebih ramah lingkungan.
"Makanya untuk supaya kita bisa terbebas dan kita mampu suplai sendiri, peningkatan suplai itu dilihat dari yang keberagaman ini. Pertama-tama non-renewable sekarang ini, itu sudah jangan dipakai lagi. Kita pakai yang renewable," tambahnya.
Selain itu, kata Kardaya, bahwa Indonesia sudah tertinggal dalam memanfaatkan energi bersih. Padahal, dia menilai dengan beralih pada energi bersih seperti dengan memanfaatkan BBN atau biofuel bisa mengurangi jumlah impor BBM ke Indonesia.
"Terus terang saja, dalam bidang keenergian, kita masih ketinggalan. Kita harus fokus ke bio-energi. Kalau bio-energi itu bisa dimanfaatkan, maka keuntungannya pertama impor dikurangi," tandasnya.
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Alamak, 5 Tahun ke Depan Produksi Minyak RI Diramal Makin Anjlok!
