
AS Jegal Mobil Listrik China, Begini Efeknya ke RI

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden tiba-tiba menerapkan tarif masuk impor sebesar 100% untuk beberapa komponen hingga mobil listrik (EV) dari China.
Lalu apakah memanasnya perang dagang Amerika Serikat dengan China akan berdampak menguntungkan bagi Indonesia?
"Indonesia harus bisa manfaatkan itu. kita bisa produksi komponen komponen yang diproduksi di China dan terkena dampak, itu kita yang bisa ambil alih. Ibaratnya menggantikan posisinya China itu kan peluang," kata Sekretaris Jenderal Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Kukuh Kumara kepada CNBC Indonesia, Rabu (19/5/2024).
Adapun secara langsung Indonesia tidak akan terdampak dari kebijakan China tersebut. Pasalnya, brand mobil China yang dirakit di Indonesia belum banyak yang diekspor ke negeri Paman Sam. Beberapa brand China terhitung baru merakit kendaraannya di tanah air dalam beberapa waktu terakhir. Apalagi ada perbedaan karakter stir antara Indonesia dan AS.
"Harusnya ngga, pasarnya beda stir kiri dan kanan beda," sebut Kukuh.
Namun, jika kebijakan AS itu berlangsung lama dan nantinya brand mobil China rakitan Indonesia sudah mulai diimpor ke negara lain, maka kebijakan tersebut bisa mengganggu.
"China yang saya baca bakal menjadikan RI basis produksi setir kanan karena kita nomor 2 di dunia setelah India. China kayanya ngga mungkin bikin pabrik di India, jadi potensinya Indonesia karena potensinya gede domestik, karena ada pasar Indonesia, Malaysia, Thailand harusnya Indonesia diuntungkan disini," kata Kukuh.
Seperti diketahui, Biden kembali memantik perang dagang dengan China dengan menaikkan tarif impor baru untuk kendaraan listrik, semikonduktor, baterai, sel surya, baja, hingga aluminium China. Lewat kebijakan ini tarif impor kendaraan listrik kini menjadi 100% atau empat kali lipat dari tarif sebelumnya sebesar 25%.
Kenaikan tarif impor ini bertujuan untuk melindungi industri dalam negeri, termasuk para pekerja di industri manufaktur kendaraan listrik.
"Pekerja Amerika bisa bekerja lebih keras dan bersaing dengan siapa pun selama persaingannya adil, tapi sudah terlalu lama hal ini tidak adil," kata Biden saat berpidato di Rose Garden Gedung Putih di hadapan serikat pekerja dan perusahaan dilansir Reuters, Rabu (15/5/2024)
"Kami tidak akan membiarkan China membanjiri pasar kami," lanjutnya.
(dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article China Siap 'Invasi' AS, Pemerintahan Biden Waswas
