Internasional

Panas Perang Dagang: Mobil Listriknya Dihajar Biden, China Siap Lawan

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
15 May 2024 10:47
Shopping cart is seen in front of U.S. and Chinese flag displayed in this illustration taken January 30, 2023. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration
Foto: REUTERS/DADO RUVIC

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden kembali memantik perang dagang dengan China dengan menaikkan tarif impor baru untuk kendaraan listrik, semikonduktor, baterai, sel surya, baja, hingga aluminium China. Lewat kebijakan ini tarif impor kendaraan listrik kini menjadi 100% atau empat kali lipat dari tarif sebelumnya sebesar 25%.

Kenaikan tarif impor ini bertujuan untuk melindungi industri dalam negeri, termasuk para pekerja di industri manufaktur kendaraan listrik.

"Pekerja Amerika bisa bekerja lebih keras dan bersaing dengan siapa pun selama persaingannya adil, tapi sudah terlalu lama hal ini tidak adil," kata Biden saat berpidato di Rose Garden Gedung Putih di hadapan serikat pekerja dan perusahaan dilansir Reuters, Rabu (15/5/2024)

"Kami tidak akan membiarkan China membanjiri pasar kami," lanjutnya.

Biden mempertahankan tarif yang diberlakukan oleh pendahulunya dari Partai Republik, Donald Trump, sambil meningkatkan tarif lainnya, termasuk menggandakan tarif tarif semikonduktor menjadi 50%.

"Langkah-langkah baru ini berdampak pada barang-barang impor China senilai $18 miliar termasuk baja dan aluminium, semikonduktor, kendaraan listrik, mineral penting, sel surya dan crane," kata pejabat Gedung Putih.

Angka kendaraan listrik, meskipun menjadi berita utama, mungkin memiliki dampak yang lebih politis dibandingkan dampak praktisnya di AS, yang hanya mengimpor sedikit kendaraan listrik asal China.

China berjanji akan membalas. Kementerian Perdagangan China mengatakan Beijing menentang kenaikan tarif AS dan akan mengambil tindakan untuk membela kepentingannya.

"China menentang penerapan tarif sepihak yang melanggar aturan (Organisasi Perdagangan Dunia/ WTO), dan akan mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk melindungi hak sahnya," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin dilansir CNN.


(dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article AS Semprot China soal 'Hantu' Dumping, Babak Baru Perang Dagang?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular