Hati-Hati! Ekonom Ingatkan Risiko Ekonomi RI Melambat di Kuartal II

Arrijal Rachman, CNBC Indonesia
Rabu, 15/05/2024 10:00 WIB
Foto: Kota Jakarta, Bundaran HI (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Tim ekonom Bank Mandiri memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2024 akan lebih rendah dari realisasi pertumbuhan kuartal I-2024 yang sebesar 5,11%. Ini disebabkan oleh berbagai faktor pendorong pertumbuhan ekonomi semakin terkikis.

Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro mengatakan, pada kuartal II-2024 tidak ada faktor pendorong yang signifikan untuk mendorong konsumsi masyarakat sebagai salah satu penopang utama pertumbuhan ekonomi, seperti pada kuartal I-2024 ada aktivitas Pemilu 2024 dan masa Ramadan dan Lebaran.

"Perkiraan kita relatif lebih rendah dari kuartal I karena bulan puasa dan Pemilu ada di kuartal I," kata Andry saat konferensi pers secara daring, Selasa (14/5/2024).


Rendahnya perkiraan pertumbuhan kuartal II ini sebetulnya bertentangan dengan tren pertumbuhan tiga tahun ke belakang. Pada 2023 misalnya, laju pertumbuhan ekonomi tinggi pada kuartal II dengan pertumbuhan 5,17% dan kuartal I nya hanya 5,04%.

Lalu, pada 2022, laju pertumbuhan ekonomi kuartal II mampu mencapai 5,46% dari kuartal I-2022 hanya mampu tumbuh sebesar 5,02%. Demikian juga saat kuartal II-2021 tumbuhnya bahkan mencapai 7,08% dari kuartal I terkontraksi 0,69%.

Ancaman perlambatan ekonomi Indonesia tahun ini menurutnya bukan hanya akan terjadi pada kuartal II, bahkan bisa berlanjut pada kuartal III.

Ia mengatakan, ini karena pelaku ekonomi cenderung masih wait and see melihat susunan kabinet pemerintahan baru presiden terpilih 2024 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka yang baru akan dilantik pada Oktober 2024.

"Jadi masih ada faktor wait and see walaupun bukan menjadi faktor dominan. Tapi banyak yang tunggu berita kabinet setelah Oktober nanti pelantikan," tutur Andry.

Tim Ekonom Bank Mandiri memperkirakan pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun ini masih mampu tumbuh di level atas 5%, yakni 5,06%. Angka itu memang lebih rendah dari proyeksi pemerintah di level 5,2%. Namun, sedikit lebih tinggi dari realisasi pertumbuhan 2023 sebesar 5,04%.


(haa/haa)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Daya Beli Dijaga, Sektor Padat Karya Didorong Tumbuh