Ekspor Konsentrat Tembaga Freeport Setelah Mei Dipastikan Mulus!
Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif memastikan bakal memberikan perpanjangan izin ekspor konsentrat tembaga PT Freeport Indonesia (PTFI) dalam waktu dekat ini.
Berdasarkan izin ekspor konsentrat yang berlaku saat ini, izin ekspor konsentrat tembaga PTFI hanya berlaku hingga 31 Mei 2024.
"Ya sudah lagi proses, sudah disiapkan," kata Arifin saat ditanyai apakah benar izin ekspor konsentrat tembaga PT Freeport Indonesia akan diperpanjang, di sela acara The 48th IPA Convention & Exhibition (IPA Convex 2024), di ICE BSD City, Tangerang Selatan, Selasa (14/5/2024).
Menurut Arifin, saat ini pemerintah juga tengah menghitung beban bea keluar yang nantinya harus dibayarkan oleh PTFI. Hal tersebut menyusul terbitnya Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No. 71/2023 tentang Penetapan Barang Ekspor yang Dikenakan Bea Keluar dan Tarif Bea Keluar.
Sebelumnya, Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Tony Wenas blak-blakan perlunya perpanjangan izin ekspor konsentrat tembaga perusahaan yang akan berakhir pada akhir Mei 2024 mendatang.
Tony menyebut, negara bisa kehilangan pendapatan hingga US$ 2,2 miliar atau setara Rp 31,7 triliun (asumsi kurs Rp 15.872 per US$) per tahun.
Seperti diketahui, PT Freeport Indonesia masih diberikan izin ekspor konsentrat tembaga hingga Mei 2024 sembari menunggu pembangunan fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) tembaga di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) JIIPE, Gresik, Jawa Timur, tuntas dikerjakan.
Hingga Maret 2024, progres pembangunan smelter Freeport tersebut sudah mencapai sekitar 93%, dan ditargetkan pembangunan rampung pada Mei 2024, dan mulai beroperasi pada Juni 2024.
Namun demikian, smelter bernilai US$ 3 miliar atau sekitar Rp 45 triliun ini diperkirakan baru bisa beroperasi penuh 100% pada akhir 2024.
Oleh karena itu, Freeport mengajukan perpanjangan izin ekspor sampai smelter barunya itu beroperasi penuh pada Desember 2024.
"Ya kan kalau kita nggak bisa ekspor, penerimaan negara akan berkurang kira-kira US$ 2 miliar, Rp 30 triliun berkurangnya, dalam kurun waktu Juni sampai Desember," kata Tony di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (28/03/2024).
Tony mengatakan, pembahasan terkait perpanjangan izin ekspor ini sudah dibicarakan pada tingkat menteri. Ia pun mengaku tidak menyinggung hal ini dengan pertemuannya dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada hari ini, Kamis (28/03/2024).
"Itu kan pembicaraan lewat level menteri. Masa sama Presiden. Nanti tanya Menteri," kata Tony.
(wia)