Tetangga RI Australia Krisis Rumah, Kok Bisa?
Jakarta, CNBC Indonesia - Krisis rumah mengancam tetangga RI. Bahkan Australia berencana untuk mengatasi hal tersebut dengan anggaran nasional.
Krisis terjadi karena kenaikan harga rumah. Hal itu bahkan menyebabkan baru, yakni warga fenomena kekurangan rumah.
Meskipun ada upaya pengetatan moneter yang agresif dari Reserve Bank of Australia (RBA), harga rumah terus meningkat sejak bangkit kembali dari penurunan pada tahun 2022.
Mengutip AFP Senin (13/5/2024), angka terbaru dari konsultan properti CoreLogic mengungkapkan bahwa harga rumah naik selama 15 bulan berturut-turut di April. Harga median rumah di Australia sekarang mencapai 779,817 dolar Australia atau sekitar Rp8,2 miliar.
Data Biro Statistik Australia pada April lalu menyebut harga sewa juga meningkat, naik 7,8% per tahun, menjadikannya lonjakan terbesar sejak Maret 2009. Pertumbuhan harga sewa rumah susun telah melampaui pertumbuhan harga rumah.
"Keterjangkauan saat ini berada pada tingkat terburuk yang pernah tercatat di Australia dari sudut pandang kemudahan layanan hipotek," kata kepala penelitian di CoreLogic Australia, Eliza Owen, seperti dikutip CNBC International.
Owen juga memperkirakan harga rumah akan terus meningkat pada tahun ini. Meski demikian, harga diyakini lebih rendah dibandingkan tahun 2023.
Menurut laporan terbaru dari PropTrack, kenaikan tajam dalam biaya konstruksi, kekurangan tenaga kerja dan material telah memperlambat pengiriman untuk pembangunan baru. Ini pun menghambat pasokan perumahan baru.
"Di sisi pasokan, perumahan baru telah dibatasi oleh keterbatasan kapasitas yang sedang berlangsung- terutama untuk menyelesaikan pekerjaan dan di mana keterampilan yang dibutuhkan dapat dengan mudah dialihkan ke konstruksi non-perumahan- dan peningkatan pesat dalam biaya konstruksi," kata Bank Sentral Australia, RBA, pada pertemuan dewan Maret lalu.
(sef/sef)