BPS: Ekspor Nikel Ambles Pada Maret 2024

Arrijal Rachman, CNBC Indonesia
Senin, 22/04/2024 17:00 WIB
Foto: Pabrik nikel terbesar di dunia yang dimaksud yaitu pabrik nikel sulfat yang merupakan bahan utama penyusun prekursor katoda baterai kendaraan listrik. Pabrik nikel sulfat ini berada di Pulau Obi, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara. (Dok. Harita Group Pulau Obi)

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat penurunan ekspor nikel pada Maret 2024. Namun, banding Februari, ekspor nikel masih tumbuh.

Nilai ekspor nikel pada Maret 2024 hanya sebesar US$ 460 juta, sedangkan pada Maret 2023 sebesar US$ 550 juta atau turun hingga sebesar 16,36%. Sementara itu, bila dibanding Februari 2024 yang senilai US$ 430 juta, ekspor nikel pada Maret 2024 masih mengalami kenaikan sebesar 6,96%.

"Tapi kalo dibanding Maret 2023 nilai ekspor nikel dan barang dari nikel mengalami penurunan," kata Amalia saat konferensi pers di Kantor Pusat BPS, Jakarta, Senin (22/4/2024).


BPS juga mencatat, harga ekspor nikel di tingkat eksportir pada Maret 2024 naik dibanding bulan sebelumnya, yakni US$ 4.050 per ton dari Februari 2024 US$ 3.750 per ton. Namun, jauh dari posisi Maret 2023 seharga US$ 6.850 per ton.

Negara tujuan ekspor nikel pada Maret 2024 mayoritas adalah China dengan nilai mencapai US$ 358,05 juta, lalu Jepang senilai US$ 83,61 juta, Korea Selatan senilai US$ 11,52 juta, dan India US$ 5,36 juta.

Sebagai catatan, harga nikel mengalami penguatan menembus level psikologis US$18.000 atau sekitar Rp 291.330.000 (kurs US$1=Rp 16.185). Penguatan ini terjadi seiring dengan penundaan persetujuan kuota pertambangan Indonesia dan larangan penggunaan produk logam Rusia.

Menurut data dari London Metal Exchange (LME), pada perdagangan Kamis (18/04/2024), harga nikel kontrak 3 bulan ditutup di harga US$ 18.238 per ton atau naik 2,88%. Kenaikan ini menjadikan tren positif harga nikel sepanjang 2024. Harga nikel telah menguat 9,8% sepanjang tahun.


(haa/haa)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Produksi Baterai EV Digenjot, RI Siap Ekspor Ke Jepang - AS