Leasing Perketat Kredit Mobil, Masih Ada DP Rp 5 Juta Dapat Avanza?
Jakarta, CNBC Indonesia - Masyarakat makin sulit mendapatkan kendaraan seperti mobil dan motor dengan pengajuan kredit. Berbanding terbalik dengan beberapa waktu sebelumnya dimana perusahaan pembiayaan jor-joran dengan memberi keringanan bagi debitur untuk mendapatkan kredit.
Bahkan dengan modal down payment (DP) Rp 5 juta, masyarakat bisa membawa pulang satu unit mobil seperti Toyota Avanza. Lalu, apa dengan DP yang sama masyarakat bisa menebus mobil serupa pada saat ini?
"Kalau ditanya apa masih ada? Saya kurang paham, anggota saya nggak lapor ke saya, tapi seleksi akan jadi ketat sejalan dengan performance perusahaan masing-masing, kalau performa memburuk dan kredit macet naik, dia akan semakin ketat," kata Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Suwandi Wiratno kepada CNBC Indonesia, Kamis (28/03/2024).
Kebijakan pengetatan itu sangat bergantung pada masing-masing leasing maupun bank pemberi pinjaman. Namun, secara umum sudah banyak leasing maupun bank yang makin mengetatkan nilai DP dengan menaikkan besarannya.
"Ada atau nggak saya nggak tau. Mungkin ada leasing yang berani, dia berani ambil jalan tempuh seperti itu, dia berani ambil resiko debitur ke depan jadi macet. Tapi resiko ini bagi debitur harusnya mikir, jika ditawari DP murah dia mampu nggak bayar cicilannya tinggi? Kalau dia mikir hanya kenikmatan sementara tapi cicil 3-4-5 tahun, kemampuan nggak ada, ya susah," kata Suwandi.
DP murah memang menggiurkan bagi sebagian calon debitur, namun itu tidak bisa menanggalkan kewajibannya untuk membayar cicilan lebih tinggi setiap bulan.
"Rata-rata orang beli kendaraan mau DP rendah, pasti cicilan tinggi. Kalau nanti kita hitung dia punya kemampuan bayar terlalu ketat, kita bisa menyetujui dengan naik DP, tapi dia ngga bisa naik DPnya, berarti ngga mungkin ada persetujuan kredit, itu umum," tuturnya.
Pengetatan DP ini berdampak pada penjualan mobil secara umum. Berdasarkan data Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), data wholesales atau penjualan dari pabrik ke diler di Februari 2024 sebanyak 70.657 unit, jeblok 16.402 (18,8%) unit dibanding Februari 2023 yang menyentuh 87.059 unit.
Pelaku otomotif menilai penurunan penjualan itu merupakan output dari berbagai indicator yang kompleks. Sayangnya, berbagai factor minus itu menjadi satu sehingga membuat penjualan mobil langsung jatuh.
"Pertumbuhan ekonomi yang melambat, kurs rupiah yang agak melemah, suku bunga yang mulai pelan-pelan naik, prosedure leasing yang agak melambat," kata Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) Jongkie D. Sugiarto kepada CNBC Indonesia, Rabu (27/3/2024).
(fys/wur)