
Mengapa AS Tusuk Israel dari Belakang, Abstain Voting Resolusi Gaza?

Jakarta, CNBC Indonesia - Amerika Serikat (AS) selama ini adalah pendukung Israel di perang dengan Hamas, di Gaza. Namun hal itu berbeda Selasa (25/3/2024) lalu.
Setelah sekian lama melakukan veto resolusi Dewan Keamanan (DK) PBB terkait gencatan senjata Gaza, AS tiba-tiba abstain di pemungutan suara (voting) Senin malam waktu AS. Dengan abstain dan tak mengeluarkan hak veto, resolusi gencatan senjata Gaza lolos disahkan dengan skor 14-0.
Diketokanya resolusi akan meningkatkan tekanan diplomatik terhadap Israel untuk menghentikan operasinya melawan Hamas di Gaza. Perubahan posisi AS memicu kemarahan pemerintah Israel sehingga Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu membatalkan rencana kunjungannya ke Washington.
Namun mengapa AS melakukan hal tersebut?
1. Bukan Keputusan Tiba-tiba
Mengutip Livemint, keputusan AS untuk mengubah posisinya di DK PBB tidaklah tiba-tiba seperti yang terlihat. Di mana sebelumnya pemerintahan pimpinan Joe Biden mengeluarkan banyak peringatan untuk mempertimbangkan kembali posisi mereka ketika jumlah korban jiwa warga sipil meningkat di Gaza.
Operasi Israel melawan Hamas telah menewaskan lebih dari 32.000 orang. Sebagian besar dari mereka adalah perempuan dan anak-anak yang tidak bersalah.
2. Tak Suka Rencana Israel
AS sangat prihatin dengan pernyataan beberapa menteri Israel yang berbicara tentang rencana pemukiman warga Israel, kembali di Gaza. Ini tak sesuai dengan pengakuan AS sendiri yang mengakui solusi dua negara, Israel dan Palestina.
"Retorika ini menghasut dan tidak bertanggung jawab. Kami telah diberitahu berulang kali dan konsisten oleh pemerintah Israel, termasuk oleh Perdana Menteri, bahwa pernyataan seperti itu tidak mencerminkan kebijakan pemerintah Israel," kata Departemen Luar Negeri AS dalam sebuah pernyataan.
3. Pilpres AS Joe Biden versus Donald Trump
Pemilu presiden (pilpres) juga berpengaruh. Di mana Presiden Joe Biden siap bertanding ulang melawan kandidat Partai Republik dan mantan Presiden Donald Trump dalam Pemilihan Presiden AS 2024.
Diketahui, sikap Biden mempengaruhi dukungan warga AS dan dukungannya ke dirinya. Sejak akhir 2023, popularitas Biden terus turun ke rekor terendah.
4. Penyerbuan Rafah
AS prihatin dengan rencana Israel menyerbu Rafah, yang merupakan tempat perlindungan terakhir warga Palestina di Gaza. Gedung Putih telah memperingatkan bahwa operasi apa pun di Rafah dapat menyebabkan pembantaian karena wilayah kecil tersebut menampung lebih dari 1 juta orang.
Wakil Presiden Kamala Harris memperingatkan pada hari Minggu bahwa rencana Israel untuk melancarkan serangan darat di Rafah dapat menimbulkan konsekuensi serius. Namun Netanyahu tetap pada strategi ini seraya menyebut agenda menghancurkan Hamas.
5. Opini Publik
Opini publik di AS berkembang pesat terhadap bantuan militer kepada Israel di tengah permasalahan ekonomi di Amerika. Sinyal hijau dari Kongres AS untuk memberikan lebih banyak bantuan militer kepada Israel mendapat reaksi keras pada Sabtu dan pemerintahan Joe Biden sedang menghitung dampak politiknya dalam Pemilihan Presiden AS.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: AS "Tolak" Resolusi PBB Soal Gencatan Senjata di Gaza
