
Netanyahu Buka Suara PBB Resmi Ketok Resolusi Gaza, Ngamuk ke Amerika

Jakarta, CNBC Indonesia - Israel buka suara soal lolosnya resolusi gencatan senjata Gaza di PBB, Senin malam waktu setempat. Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu bahkan menyindir Amerika Serikat (AS) secara langsung karena tak menggunakan vetonya yang akhirnya membuat resolusi itu disetujui.
"Ini jelas merupakan kemunduran dari posisi konsisten AS di Dewan Keamanan sejak awal perang," kata kantor sang PM, dikutip AFP, Selasa (26/3/2024).
"Pemungutan suara di PBB merugikan upaya perang dan upaya pembebasan para korban penculikan" tambahnya lagi.
"Hal ini memberi Hamas harapan bahwa tekanan internasional akan memungkinkan mereka menerima gencatan senjata tanpa pembebasan korban penculikan kami," klaimnya.
Karena AS telah menarik diri dari prinsipnya, tambah Netanyahu lagi, Israel tidak akan mengirim delegasi Israel ke AS, sebagaimana rencana mereka semula sebelum resolusi PBB digetok. Awalnya delegasi Israel memang akan berkonsultasi di Washington mengenai operasi militer di masa depan di Jalur Gaza.
Presiden Joe Biden meminta Netanyahu untuk mengirimkan tim terkait serangan ke Rafah, yang ditentang oleh Washington. Kekhawatiran internasional semakin besar bahwa serangan darat di ujung paling selatan Gaza tersebut, yang akan secara drastis memperburuk jumlah korban jiwa warga sipil dan krisis kemanusiaan di wilayah Palestina.
"Mengingat perubahan posisi Amerika, PM Netanyahu memutuskan bahwa delegasi tersebut tidak akan pergi," tambah pernyataan tersebut lagi.
Perlu diketahui, resolusi PBB soal gencatan senjata ini diajukan 10 negara di dalam Dewan Keamanan (DK). Sebanyak 14 negara anggota menyetujui sementara AS abstain.
Isi resolusi ini menyerukan gencatan senjata segera di bulan Ramadan, yang akan mengarah pada perdamaian dalam waktu lama dan berkelanjutan. Hamas diminta membebaskan sandera Israel yang ditangkap dalam serangan tanggal 7 Oktober.
Resolusi ini dapat memberi sanksi kepada mereka yang melanggar. Pada Pasal 41 Piagam PBB, sanksi bisa mencakup pemutusan hubungan ekonomi hingga hubungan diplomatik termasuk pada Pasal 42, kekuatan militer bisa dipakai jika diperlukan.
Sementara itu, dalam update di AFP dan Reuters, Hamas mengaku menyambut resolusi itu. Bahkan, kelompok tersebut mengatakan siap untuk segera melakukan pertukaran pembebasan sandera Israel dengan tahanan Palestina.
"Hamas menyambut seruan DK PBB hari ini untuk segera melakukan gencatan senjata di Jalur Gaza," tegas Hamas.
"Kami juga menegaskan kesiapan kami untuk segera terlibat dalam proses pertukaran tahanan yang mengarah pada pembebasan tahanan di kedua negara," janjinya.
Dalam laporan terbarunya pada hari Senin, Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan setidaknya 32.333 warga Palestina telah tewas dalam serangan militer balasan Israel di Gaza, dengan ribuan lainnya dikhawatirkan terkubur di bawah reruntuhan. Dengan perang yang kini memasuki bulan keenam, PBB telah memperingatkan bahwa setidaknya 576.000 orang di Gaza berada di ambang kelaparan.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Awas Perang Gaza Nyebar, Netanyahu Ancam Hancurkan Lebanon
