
Tak Cuma Geothermal, Barang Ini Ternyata Bisa Manfaatkan Bursa Karbon

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Pertamina New & Renewable Energy, Subholding Power & New Renewable Energy PT Pertamina (Persero), mengungkapkan bahwa selain Wilayah Kerja (WK) panas bumi, terdapat sumber lain yang saat ini tengah diarahkan untuk bisa berkontribusi dalam Bursa Karbon Indonesia.
Direktur Perencanaan Strategis & Pengembangan Bisnis Pertamina NRE Fadli Rahman menyebut, tidak hanya terbatas pada WK panas bumi, biogas dan Solar juga berpotensi untuk bisa masuk dalam perdagangan Bursa Karbon untuk memperkaya suplai yang ada di dalam Bursa Karbon itu sendiri.
"Tapi Pertamina NRE nggak cuma punya geothermal, ada juga biogas misalkan. Biogas ini untuk memperkaya suplai yang ada di Bursa itu sendiri. Kita akan coba untuk mendorong suplai nggak cuma dari geothermal, tapi dari potensi lainnya, termasuk biogas dan Solar," ungkapnya dalam program Energy Corner CNBC Indonesia, Senin (25/3/2024).
Dia menyebut, WK panas bumi yang saat ini berkontribusi dalam Bursa Karbon yakni WK Panas Bumi Lahendong Unit 5 dan 6. Sementara WK panas bumi lainnya seperti Ulubelu, Kamojang, dan Lumut Balai tengah melalui proses sertifikasi untuk bisa berkontribusi di Bursa Karbon.
Dengan begitu, cara yang akan ditempuh oleh perusahaan yaitu dengan melakukan komunikasi secara intensif dengan OJK, IDX, dan kementerian terkait perihal penambahan jenis barang yang bisa diperdagangkan di Bursa Karbon.
"Salah satu caranya tentu kita harus ada close partnership. Misalkan kita punya mitra strategis berkomunikasi secara intens dengan rekan-rekan dari OJK, IDX misalkan ya. Dan juga dari kementerian-kementerian terkait," tuturnya.
Kemudian, hal yang akan dilakukan adalah komunikasi dengan lembaga verifikasi, hingga menjamin adanya kebutuhan dan suplai agar bursa karbon bisa berjalan berkelanjutan.
"Yang kedua tentunya dari LVV, lembaga verifikasi itu sendiri. Kita harus memastikan bahwa kita bisa men-secure jasanya mereka. Dan yang ketiga, kalau kita punya suplai tapi nggak punya demand, kan sama aja bohong. Jadi ini yang coba kita pastikan ada potensi demand yang menerus, sehingga suplainya juga nggak stranded," jelasnya.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bos Pertamina NRE Dinobatkan Jadi Indonesian Executive of The Year
