
Siapa Chuck Schumer, Pejabat Yahudi Tertinggi Desak Netanyahu Lengser?

Jakarta, CNBC Indonesia - Senator Chuck Schumer kini menjadi sorotan setelah Pemimpin Mayoritas Senat Amerika Serikat (AS) itu meminta Israel untuk dapat menyelenggarakan pemilu segera, di tengah perang di Gaza, Palestina.
Dalam pernyataannya, Schumer mengatakan pemerintahan Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu "tidak lagi memenuhi kebutuhan Israel". Ia bahkan menyebut bahwa Netanyahu telah menjadi penghalang besar bagi perdamaian.
Schumer juga menegaskan kembali pandangannya bahwa Solusi Dua Negara antara Israel dan Palestina merupakan sesuatu yang terbaik bagi kedua negara. Ini bertentangan dengan sikap Netanyahu, yang seringkali menolak mengakui eksistensi Palestina.
"Sebagai negara demokrasi, Israel mempunyai hak untuk memilih pemimpinnya sendiri, dan kita harus membiarkan hal ini terjadi. Namun yang penting adalah bahwa Israel diberi pilihan. Perlu ada dinamika baru mengenai masa depan Israel setelah 7 Oktober," kata Schumer, dikutip Reuters pada Kamis (21/3/2024).
"Menurut saya, hal itu paling baik dilakukan dengan mengadakan pemilu," ujar politisi Partai Demokrat tersebut.
Di sisi lain, ia juga mengkritik warga Palestina yang mendukung Hamas. Ia menambahkan bahwa pemimpin Palestina Mahmoud Abbas juga harus mundur dari jabatannya.
"Agar ada harapan perdamaian di masa depan, Abbas harus mundur dan digantikan oleh pemimpin Palestina generasi baru yang akan berupaya mencapai perdamaian dengan Negara Yahudi," kata Schumer.
Siapa Dia?
Mengutip Britannica, Schumer lahir pada 23 November 1950 di Brooklyn, New York, Amerika Serikatn (AS). Semasa sekolah, ia mendapatkan nilai sempurna hingga dapat berkuliah di Universitas Harvard dan mempelajari ilmu politik.
Ia kemudian lulus ujian pengacara di Negara Bagian New York pada tahun 1975, tetapi Schumer tidak mengejar karir di dunia hukum.
Pada 1974, Schumer terpilih menjadi anggota Majelis Negara Bagian New York. Ketika ia mulai menjabat pada tahun berikutnya, pria berusia 24 tahun itu menjadi anggota majelis termuda sejak Theodore Roosevelt.
Pada tahun 1980 Schumer menikah dengan Iris Weinshall, dan pasangan tersebut kemudian memiliki dua anak. Pada tahun itu ia juga berhasil mencalonkan diri sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat AS, di mana ia menjabat dari tahun 1981 hingga 1999.
Selama bertahun-tahun di DPR, ia dikenal sebagai pemimpin sayap liberal Partai Demokrat dan sebagai pendukung undang-undang yang sangat efektif untuk memerangi kejahatan dengan kekerasan.
Selama karirnya, Schumer memperkenalkan Undang-Undang Pencegahan Kekerasan Pistol Brady (1993) dan merupakan pendukung utama Undang-Undang Kekerasan Terhadap Perempuan (1994), yang sebelumnya memberlakukan pemeriksaan latar belakang wajib atas penjualan pistol. Dia juga menulis undang-undang yang melarang kepemilikan pribadi atas senjata serbu.
Pada tahun 1998 Schumer terpilih menjadi anggota Senat AS, mengalahkan petahana dari Partai Republik Alfonse D'Amato dengan hampir 55% suara. Setelah menjabat pada tahun 1999, ia terus memperjuangkan tujuan liberal.
Dia menaruh perhatian besar pada masalah perdagangan dan perlindungan konsumen serta merupakan pendukung vokal pernikahan sesama jenis dan hak aborsi. Juga aktif dalam masalah layanan kesehatan, dengan menjadi pendukung utama Undang-Undang Perlindungan Pasien dan Perawatan Terjangkau, membantu mengarahkannya melalui komite dan lolos.
Setelah terpilih menjadi anggota Partai Demokrat di Senat AS pada 1998 dan politisi Amerika itu mulai mewakili New York di badan tersebut pada tahun berikutnya. Ia menjabat sebagai pemimpin minoritas Senat (2017-2021) sebelum menjadi pemimpin mayoritas pada tahun 2021. Schumer sebelumnya adalah anggota Dewan Perwakilan AS (1981-1999).
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 5 Fakta Yudaisme Haredi, Sekte Yahudi yang Mau Israel Musnah
