Internasional

Ribut! Netanyahu Sebut PM Australia Lemah dan Pengkhianat

luc, CNBC Indonesia
19 August 2025 20:50
Perdana Menteri Australia Anthony Albanese berbicara selama konferensi pers dengan Presiden Indonesia Prabowo Subianto (tidak terlihat) di Istana Merdeka di Jakarta, Indonesia, 15 Mei 2025. (REUTERS/Ajeng Dinar Ulfiana)
Foto: Perdana Menteri Australia Anthony Albanese berbicara selama konferensi pers dengan Presiden Indonesia Prabowo Subianto (tidak terlihat) di Istana Merdeka di Jakarta, Indonesia, 15 Mei 2025. (REUTERS/Ajeng Dinar Ulfiana)

Jakarta, CNBC Indonesia - Ketegangan diplomatik antara Australia dan Israel kian memanas setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu secara terbuka mengecam Perdana Menteri Australia Anthony Albanese dengan menuduhnya sebagai "politikus lemah yang mengkhianati Israel dan meninggalkan komunitas Yahudi Australia".

Kemarahan Netanyahu dipicu oleh langkah Australia pada Senin (18/8/2025) yang membatalkan visa Simcha Rothman, politisi sayap kanan Israel yang termasuk dalam koalisi pemerintahannya. Rothman sedianya dijadwalkan melakukan tur berbicara di sejumlah acara yang diselenggarakan Asosiasi Yahudi Australia, namun pemerintah Albanese menolak kedatangannya.

Sebagai respons, Menteri Luar Negeri Israel Gideon Saar mengumumkan pada Selasa (19/8/2025) bahwa visa para diplomat Australia yang ditempatkan di Otoritas Palestina resmi dicabut. Ia juga memerintahkan Kedutaan Besar Israel di Canberra untuk lebih ketat memeriksa setiap aplikasi visa resmi dari pejabat Australia.

"Langkah ini diambil menyusul keputusan Australia untuk mengakui 'negara Palestina' serta penolakan tidak berdasar atas visa bagi sejumlah tokoh Israel," ujar Saar, dilansir AFP.

Langkah Israel langsung menuai kecaman dari Menteri Luar Negeri Australia Penny Wong. Ia menyebut pencabutan visa diplomat sebagai reaksi yang tidak proporsional.

"Ini adalah reaksi yang tidak dapat dibenarkan oleh Israel. Pada saat dialog dan diplomasi sangat dibutuhkan, Pemerintahan Netanyahu justru mengisolasi Israel dan melemahkan upaya internasional menuju perdamaian dan solusi dua negara," kata Wong dalam pernyataan tertulis.

Ketegangan ini terjadi hanya beberapa minggu setelah Canberra mengumumkan rencana mendukung pengakuan negara Palestina di Majelis Umum PBB pada September mendatang. Sikap tersebut semakin memperlebar jurang hubungan antara kedua negara yang sebelumnya dikenal cukup erat.

 


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article PM Australia Tiba di Istana Merdeka, Disambut Langsung Prabowo

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular