Barang Impor Kuasai 70% Pasar Tanah Abang, Terbanyak Baju Anak

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
Selasa, 19/03/2024 13:05 WIB
Foto: Suasana Little Bangkok di Pasar Tanah Abang ramai pengunjung, Jakarta Pusat. (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)

Jakarta, CNBC Indonesia - Barang impor di pasar Tanah Abang sudah tergolong sangat dominan. Berdasarkan pengakuan pedagang Tanah Abang, mencari beberapa produk dalam negeri sudah sangat sulit dibandingkan mendapatkan barang impor.

Komite Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Tanah Abang Hari mengungkapkan, banyak pabrikan yang tutup akibat banyaknya produk impor. Pasalnya impor beberapa jenis barang sudah sangat merajalela dan membuat industri tekstil dan produk tekstil (TPT) makin terhimpit.

"Tanah Abang aja 2024 ini omzet turun sampai 50%. Sekitar 70% dikuasai barang impor terutama baju anak-anak. Gorden, vitrase itu sudah diambil oleh barang impor 90%. Hampir nggak ada pabrikan vitrase, gorden di Jabar, DKI, Jateng yang bisa bertahan, misalnya yang terakhir sudah tutup," kata Hari saat jumpa pers asosiasi-asosiasi TPT RI terkait Permendag No 36/2023 di Jakarta, dikutip Selasa (19/03/2024).


Demi meminimalisir impor, pemerintah lalu merilis Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) No 36/2023 tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor. 

"Kalau ada yang dapat keuntungan dari sebagian Permendag 36/2023 ini, Alhamdulillah. Imbas barang impor terutama pakaian jadi sudah sampai 50% di 2024. Produk tekstil 70% sudah dikuasai barang impor," ujar Hari.

Ironisnya lagi, imbuh dia, masuknya barang impor sudah sangat gampang. Karena itu lah, pengusaha TPT nasional merespons positif dan mendukung pemerintah mengatur arus impor lewat Permendag No 36/2024.

"Kalau ga ada istilahnya bantuan dari pemerintah untuk industri TPT saya yakin 2045 juga tutup semua pabrikan. Bukan Indonesia Emas, saya yakin tutup industri TPT-nya ngga ada yang bisa bertahan," sebut Hari.


(dce)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Polemik Dumping Benang Tekstil, API Minta Solusinya Ini