
Harta Karun Tambang RI Tembus Rp62.500 T, Terbesar Dari Batu Bara!

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan bahwa Indonesia menyimpan 'harta karun' dari sektor pertambangan mineral dan batu bara (minerba). Tak tanggung-tanggung, 'harta karun' minerba itu bisa mencapai US$ 4 triliun atau setara Rp 62.500 triliun (asumsi kurs Rp 15.600 per US$).
Adapun dari total kekayaan tersebut, sebanyak 2/3-nya merupakan kekayaan dari sektor batu bara saja. Hal itu seperti yang diungkapkan oleh Staf Khusus Menteri ESDM Bidang Percepatan Tata Kelola Mineral dan Batu Bara Irwandy Arif.
Dia mengungkapkan batu bara memberikan besaran penghasilan dari sektor pertambangan di Indonesia. "Kekayaan mineral dan batu bara US$ 4 triliun, 2/3 masih dari batu bara. Jadi peran batu bara itu sebenarnya besar kepada penghasilan yang kita dapat," ujarnya dalam sebuah seminar di Jakarta, dikutip Senin (18/3/2024).
Walaupun sumber kekayaan Indonesia dari batu bara terhitung banyak, namun Irwandy mengungkapkan pendapatan Indonesia dari batu bara hanya sebesar US$ 47 miliar setara Rp 733,9 triliun. "Tapi tahun 2021 pemasukan kita dari batu bara itu cuma US$ 47 miliar. Anggap sebagai gambaran tahunan, artinya Return of Equity sangat kecil kurang lebih 1,2%," bebernya.
Sedangkan, berdasarkan catatan Kementerian ESDM PNBP sektor Minerba pada tahun 2023 mencapai Rp 173 triliun. Realisasi PNBP ini telah mencapai 118,41% dari target 2023 yang dipatok Rp 146,07 triliun.
Banyaknya nilai kekayaan batu bara di Indonesia juga didukung oleh melimpahnya sumber daya dan cadangan batu bara dalam negeri. Irwandy memaparkan, berdasarkan data Kementerian ESDM, sumber daya batu bara di Indonesia mencapai 99,19 miliar ton dengan cadangan sebesar 35,02 miliar ton.
Hal itu diperhitungkan bahwa dengan cadangan batu bara yang ada dalam negeri, maka umur batu bara dalam negeri masih mencapai 70 tahun dengan asumsi produksi 600-700 juta ton per tahun.
"Batu bara masih energi utama di Indonesia untuk 10-20 tahun kalau saya bilang mungkin sampai 40 tahun lalu relatif murah. Kalau kita lihat batu bara mendominasi 42,4% disusul minyak dan gas," tutupnya.
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Baru 2 Bulan, Produksi Batu Bara RI Sudah Tembus 118 Juta Ton!