
Gara-gara Swasembada Pangan Zulkifli Hasan Ngaku Malu, Gini Ceritanya

Jakarta, CNBC Indonesia - Saat rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI, Rabu (19/3/2024), Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan (Zulhas) mengaku malu. Dalam rapat itu, anggota DPR mempertanyakan tindakan pemerintah dalam mengantisipasi lonjakan harga dan keterbatasan pasokan pangan.
Salah satunya, soal impor beras beruntun sejak akhir tahun 2022 lalu. Bahkan, impor beras cetak rekor lagi. Setelah menugaskan Perum Bulog impor beras 3,5 juta ton di tahun 2023 lalu, tahun 2024 ini pemerintah menugaskan lagi mengimpor total 3,6 juta ton.
Meski pemerintah telah berulang kali menjelaskan penyebab tingginya impor beras salah satunya karena efek El Nino, DPR tampaknya tak menerima alasan itu mentah-mentah. Dan mendesak Zulhas agar pemerintah memiliki solusi permanen.
"Kami sedih dan kecewa, malu pada rakyat. Kalau dilihat di pasar di kampung, nggak hanya kelas rakyat tapi juga kelas menengah, mereka mengeluhkan tingginya harga beras. Jadi, swasembada yang didengungkan Presiden Jokowi sejak periode pertama sampai hari ini, nggak hanya nggak tercapai, tapi justru ini adalah rekor harga beras tertinggi sepanjang sejarah," kata Anggota Komisi VI DPR Mufti Anam.
"Menyedihkan. Harga beras 35% di atas HET. Ini perlu segera diatasi, perlu ada solusi agar penderitaan mereka bisa diatasi dengan baik," tukasnya.
Begitu juga dengan Anggota Komisi VI DPR Evita Nursanty mencecar Mendag dengan hal serupa. Dia menolak alasan El Nino sebagai penyebab menggilanya lonjakan harga beras saat ini.
"Ini karena cuma jadi pemadam kebakaran. Ada api lalu dipadamkan. Kalau sumber datangnya api tidak dicari, ini akan jadi permasalahan yang terus berulang. Jadi apa solusi yang bisa dilakukan agar permasalahan ini tidak terjadi lagi," kata Evita.
"Pemerintah harus mengajak semua stakeholder duduk bersama. Jangan teriak ketahanan pangan tapi apa yang terjadi, bukannya semakin membaik malah memburuk," cetusnya.
20 Tahun
Saat merespons pernyataan-pernyataan para anggota Komisi VI DPR tersebut, Mendag pun mengaku malu.
"20 tahun lalu saya duduk di sini, hampir sama sebenarnya. Apa yang terjadi hari ini 20 tahun lalu juga sama. Saya malu sebenarnya. Ini saya cuma beda tempat duduk saja, kalau persoalannya sama, bahkan lebih berat," kata Zulhas.
"Dulu impor gula nggak sampai 1 juta. Memang ini harus ditangani dan harus langsung dipimpin Presiden. Menurut saya, soal kedaulatan pangan ini, nggak boleh ditawar. Berapa pun biayanya, harus dikerjakan," ujarnya.
Zulhas menambahkan, masalah pangan saat ini tak hanya dialami Indonesia. Karena itu lah, imbuh dia, meski punya uang, belum tentu bisa membeli.
"Karena kedaulatan pangan ini, memang punya uang belum tentu bisa beli. Kalau kondisi seperti ini, India belum tentu mau jual, China juga begitu padahal teman baik. Jadi kedaulatan pangan nggak oleh ditawar, harus dikerjakan mendukung swasembada pangan," " pungkas Zulhas.
(dce/dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Zulhas Ngebet Mau Prabowo-Gibran Menang Satu Putaran, Alasannya Ini
