
Catat! 75% Pembangkit Baru RI di 2040 Berbasis Energi Hijau

Jakarta, CNBC Indonesia - PT PLN (Persero) saat ini tengah melakukan pembahasan terkait revisi Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) bersama Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Perubahan RUPTL yang baru ini diperkirakan sampai dengan tahun 2040.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo membeberkan, dalam perubahan RUPTL tersebut, porsi pembangkit baru berbasis energi baru terbarukan (EBT) diperkirakan akan sebesar 75%. Sementara sisanya sebesar 25% akan diisi oleh Pembangkit Listrik Tenaga Gas.
"Penambahan kapasitas pembangkit totalnya sekitar 80 GW. 75 persennya berbasis pada energi baru terbarukan. 25 persennya adalah berbasis pada gas," kata Darmawan dalam acara Road to PLN Investment Days 2024 di Jakarta, Rabu (6/3/2024).
Selain itu, dalam revisi tersebut, pihaknya bersama Kementerian ESDM juga telah mendiskusikan mengenai jenis pembangkit penopang beban dasar (base load) yang akan digunakan. Mengingat, berdasarkan aturan yang terbit 2 tahun lalu, jenis Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dilarang masuk ke dalam sistem.
"Sudah melarang untuk masuk RUPTL, yaitu perancangan dari pembangkit listrik berbasis pada batu bara. Jadi, base load-nya hanya 3, gas, hydro, dan ada juga geothermal," kata Darmawan.
Darmawan mengaku komitmen menjalankan transisi energi dimulai sekitar 3 tahun yang lalu. Terutama, ketika perusahaan menyusun Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) dengan menghapus rencana pembangunan proyek PLTU batu bara berkapasitas 13 Giga Watt (GW).
Adapun pembatalan pembangunan proyek PLTU batu bara dengan kapasitas total 13 GW sebagai upaya perusahaan dalam menuju ke penggunaan energi bersih.
"3 tahun lalu, kita, Kementerian ESDM dan PLN mengubah RUPTL-nya, ada 13 GW PLTU dalam planning dihapus. Dihapus, ada 1,1 GW PLTU batu bara, bukan hanya dihapus, digantikan dengan energi baru terbarukan. Ada 800 MW PLTU yang bukan hanya dihapus, digantikan dengan gas," tambahnya.
(ven/wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article RUPTL & RUKN Akur, Sampai 2040 Pembangkit Listrik RI Nambah 80 GW