Bos Bulog Beberkan Pengaruh Bansos Jokowi ke Harga Beras, Ternyata Ini

Martyasari Rizky, CNBC Indonesia
Senin, 04/03/2024 13:35 WIB
Foto: Suasana aktifitas salah satu toko beras di Pasar Induk Beras, Cipinang, Jakarta, Jumat, (1/3/2024). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi mengakui bahwa bantuan pangan beras 10 kg kepada 22 juta keluarga penerima manfaat (KPM) tidak berpengaruh terhadap penurunan harga beras.

"Kalau ada yang mengatakan bantuan pangan ini tidak berpengaruh, benar. Tidak berpengaruh terhadap penurunan harga beras," tegas Bayu dalam Rapat Koordinasi Pengamanan Stok dan Harga Jelang Puasa dan Idul FItri 2024 di Jakarta, Senin (4/3/2024).

Akan tetapi, lanjutnya, dengan bantuan pangan ada 22 juta KPM yang tidak perlu lagi mencari beras ke pasar, karena sudah ada bantuan pangan yang digelontorkan oleh pemerintah.


"Mereka ini yang paling sensitif terhadap kenaikan harga. Sehingga apabila mereka merasa cukup pembelian 10 kg per bulan. Info yang kami terima mencukupi 40%-50% kebutuhan keluarga itu dalam satu bulan. Sehingga mereka cukup tenang untuk menjalani hari-harinya, karena dia telah memiliki beras," sebutnya.

Bayu melaporkan, saat ini tinggal 8 kabupaten/kota lagi yang proses verifikasi dan validasinya belum selesai. Hal ini lantaran daerah-daerah tersebut memang sulit dijangkau.

"Ada beberapa masalah teknis, tapi secara keseluruhan kita telah menyalurkan 360 ribu ton (atau lebih tepatnya 357.939 ton) total bantuan pangan," ungkap Bayu.

Foto: Bansos beras Badan Ketahanan Pangan di RT 10/20 Kamal Kalideres (CNBC Indonesia/Suhendra)
Bansos beras Badan Ketahanan Pangan di RT 10/20 Kamal Kalideres (CNBC Indonesia/Suhendra)

Di sisi lain, Bulog pun terus berupaya mengendalikan harga beras dengan terus menyalurkan beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) bersubsidi.

"Karena di dalam beras ini terdapat subsidi, maka mekanisme penyalurannya cukup bebas leluasa, tapi tak sama sekali bisa dijual begitu saja. Telah kami salurkan ke pengecer 50,2%, juga distributor 45,4%," ujarnya.

Adapun terkait kelangkaan beras di Alfamart, Bayu menyebut hal itu terjadi karena ritel modern tersebut mengambil stok yang relatif lebih sedikit dibandingkan dengan ritel modern lainnya.

"Kalau kita lihat di berita kan seperti Alfamart yang tidak ada stoknya, jadi memang relatif sedikit mengambilnya misalnya dibandingkan Transmart, Hypermart atau Indomaret," tutur Bayu.

Bayu menjelaskan, khusus beras SPHP memang para pengecer harus mengajukan pembelian atau melakukan pre-order kepada Bulog, termasuk juga kuota stok yang mereka minta.

"Untuk SPHP maka mekanismenya adalah pengecer ini harus mengajukan membeli, atau meminta untuk mereka bisa dialokasikan beras SPHP. Mekanismenya ada unsur pertanggungjawaban keuangannya," pungkasnya.


(wur)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Presiden Prabowo Sambut Kedatangan PM Malaysia Anwar Ibrahim