
Terungkap! Wirausaha Jadi 'Jalan' Warga RI untuk Sejahtera

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia memiliki kekayaan alam yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat untuk memulai usahanya. Banyak hasil alam yang bisa dijadikan ladang bisnis, mulai dari hasil perkebunan, pertanian, hingga kerajinan.
Di sisi lain, dengan segudang potensi tersebut, menjadi wirausaha merupakan salah satu upaya meningkatkan pendapatan masyarakat. Dengan begitu, Indonesia bisa memanfaatkan bonus demografi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Apalagi indeks Bisnis UMKM Kuartal III-2023 dan Ekspektasi kuartal IV -2023 menyebutkan bisnis UMKM tetap tumbuh positif. Hal ini ditunjukkan oleh Indeks Bisnis UMKM yang masih berada di zona ekspansi yaitu 104,7 dan Indeks Ekspektasi Bisnis UMKM berada di level tinggi, yaitu 121,8.
Dilihat secara sektoral, hampir semua sektor UMKM mencatat ekspansi usaha dibandingkan kuartal II-2023, meski dengan laju yang lebih lambat. Sektor pertanian masih tumbuh positif, ditopang oleh kenaikan harga padi dan produk perkebunan dan hasil tangkapan ikan yang meningkat di musim kemarau.
Sektor UMKM juga kerap disebut sebagai tulang punggung perekonomian nasional. Hal ini karena UMKM berkontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 61%, atau senilai dengan Rp 9.580 triliun, bahkan kontribusi UMKM terhadap penyerapan tenaga kerja mencapai sebesar 97% dari total tenaga kerja.
Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UKM, Indonesia memiliki 65,5 juta UMKM yang jumlahnya mencapai 99% dari keseluruhan unit usaha.
Artinya peningkatan kemampuan UMKM pun menjadi salah satu langkah strategis untuk meningkatkan pendapatan masyarakat, hingga mendongkrak perekonomian. Apalagi jika UMKM mampu naik kelas dan go global yang bisa meningkatkan nilai tambah dan masuk dalam rantai pasok global.
Pembiayaan bagi UMKM menjadi salah satu faktor penting yang dapat menjadi akselerator perkembangan UMKM. Pemerintah juga telah mengeluarkan berbagai bentuk pembiayaan, mulai dari ultra mikro sampai level usaha menengah.
Untuk itu, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) akan mengulas selengkapnya tentang masa depan para pelaku usaha di Indonesia melalui 'BRI Microfinance Outlook 2024'. Acara tahunan ini akan berlangsung pada Kamis, 7 Maret 2024, dengan mengusung tema 'Strengthening Financial Inclusion Strategy: Microfinance Role in Increasing Sustainable and Inclusive Economic Growth'.
BRI Microfinance Outlook akan membahas strategi untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, dengan mengoptimalkan peran UMKM sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi. Sehingga dapat mengurangi ketimpangan pendapatan dan mendorong pemerataan pertumbuhan ekonomi.
BRI Microfinance Outlook 2024 dikemas dengan konsep kegiatan seminar yang terdiri dari dua sesi diskusi dan menghadirkan pembicara dari kalangan ahli, profesional, serta pemerintah.
Mereka yang akan hadir di antaranya Presiden Joko Widodo, Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki, Deputi Ekonomi Bappenas Amalia Adininggar Widyastuti, Direktur Utama BRI Sunarso ,dan Direktur Bisnis Mikro BRI Supari.
Acara tersebut juga akan menghadirkan pakar ekonomi dunia, yakni Managing Director of The KIT Knowledge Unit Mayada El-Zoghibi, ADB Country Director for Indonesia Jiro Tominaga, serta Research Affiliate at Harvard University Beatriz Armendariz.
BRI Microfinance Outlook 2024 akan berlangsung pada Kamis, 7 Maret 2024, pukul 09:00-13:00 WIB. Saksikan siarannya di CNBC Indonesia TV, cnbcindonesia.com, dan Youtube Bank BRI.
(rah/rah)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bukti Nyata Holding UMi dalam Mendorong Inklusi Keuangan RI
