Makan Siang Gratis Bikin Parah Defisit APBN 2025? Airlangga Buka Suara

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto membantah bahwa defisit anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) 2025 membengkak akibat program makan siang gratis yang telah dimasukkan. Menurutnya, besaran defisit APBN 2025 yang telah ditargetkan saat rapat kabinet paripurna di Istana Negara pagi tadi di kisaran 2,48%-2,8% dari produk domestik bruto (PDB) tak jauh berbeda dari proyeksi defisit APBN 2024.
Ia mengatakan, defisit APBN 2024 yang telah ditetapkan sebesar 2,29% akan melebar ke kisaran 2,8% karena sejumlah hal yang diputuskan dalam sidang kabinet. Oleh karena itu, tidak jauh berbeda dengan rancangan untuk 2025.
"Tahun depan pun dalam kerangka yang sama 2,4%-2,8%, jadi realistis," kata Airlangga di kantornya, Senin (26/2/2024).
Airlangga mengungkapkan, pelebaran defisit itu disebabkan banyak hal, di antaranya adalah penambahan subsidi pupuk sebesar Rp 14 triliun untuk tahun ini. Penambahan subsidi pupuk itu menurutnya untuk menyesuaikan kebutuhan riil petani sebesar 7-8 juta ton per tahun. Sebab, dengan anggaran subsidi pupuk yang saat ini Rp 26 triliun hanya cukup untuk 5,7 juta ton per tahun.
"Kenapa subsidi pupuk ditambah karena kita butuh pupuk sesuai jumlah setiap tahunan. Biasanya kan sekitar 8-7 juta ton," ucap Airlangga.
"Jadi jelas tidak cukup dan itu tercermin dari produksi padi bukan hanya karena pupuk tapi karena El Nino itu turunnya banyak. Januari-Maret itu demand dan supply deltanya short 1 juta." ucap Airlangga.
Selain itu, ia melanjutkan, juga ada program bantuan langsung tunai (BLT) mitigasi risiko pangan yang diarahkan untuk menekan tingginya harga beras senilai Rp 11,3 triliun.
"BLT naik untuk perubahan fluktuasi mitigasi harga sembako itu saja nilainya sudah Rp 11 triliun," tutur Airlangga.
Pelebaran defisit ini menurutnya juga disebabkan adanya keputusan pemerintah dalam sidang kabinet paripurna tadi pagi bahwa listrik, serta bahan bakar minyak atau BBM tidak akan ada kenaikan harga sampai Juni 2024.
"Baik itu yang subsidi maupun non subsidi. Itu akan membutuhkan additional anggaran untuk Pertamina maupun PLN dan itu nanti akan diambil baik dari sisa SAL (saldo anggaran lebih) maupun pelebaran defisit anggaran di 2024. Jadi itu 2,3%-2,8%," tegas Airlangga.
(wur)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Gibran Bicara Soal Makan Siang Gratis, Area Ini Jadi Sasaran Utama
