Siaga! BMKG Ingatkan Hujan Kilat-Angin Kencang, Awas Awan Cumulonimbus

Damiana, CNBC Indonesia
22 February 2024 13:35
A Southwest Airlines 737 jet passes by cumulonimbus clouds as it takes off from Sky Harbor International Airport Saturday, Feb. 22, 2020, in Phoenix. (AP Photo/Charlie Riedel)
Foto: AP/Charlie Riedel

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan ancaman cuaca ekstrem mengintai sejumlah wilayah di Indonesia. Menurut Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto, hal itu karena fenomena atmosfer yang terpantau masih signifikan.

"Kondisi itu dapat memicu peningkatan curah hujan yang disertai kilat/ angin kencang di wilayah Indonesia," katanya dalam keterangan resmi, Kamis (22/2/2024).

Menurut Guswanto, fenomena atmosfer tersebut adalah:

- aktivitas monsun Asia yang masih dominan
- aktivitas gelombang atmosfer di sekitar Indonesia bagian Tengah dan Timur
- serta terbentuknya pola belokan dan pertemuan angin yang memanjang di Indonesia Bagian Tengah dan Selatan.

"Beberapa wilayah yang berpotensi terjadi hujan sedang-lebat dengan potensi disertai pembentukan awan Cumolonimbus untuk periode 22-25 Februari 2024," kata Guswanto.

Wilayah-wilayah tersebut adalah:

- Sumatra Utara
- Sumatra Barat
- Riau
- Jambi
- Bengkulu
- Jambi
- Sumatra Selatan
- Lampung
- Banten
- Jawa Barat
- Jawa Tengah
- Jawa Timur
- Bali
- Nusa Tenggara Barat
- Nusa Tenggara Timur
- Kalimantan Barat
- Kalimantan Tengah
- Kalimantan Timur
- Kalimantan Selatan
- Sulawesi Utara
- Gorontalo
- Sulawesi Tengah
- Sulawesi Selatan
- Sulawesi Tenggara
- Papua.

Puting Beliung dan Awan Cumulonimbus

Di sisi lain, Guswanto menjelaskan penyebab cuaca ekstrem puting beliung yang melanda wilayah Rancaekek Bandung dan sekitarnya pada hari Rabu (21/2/2024).

"Puting beliung secara visual merupakan fenomena angin kencang yang bentuknya berputar kencang menyerupai belalai dan biasanya dapat menimbulkan kerusakan di sekitar lokasi kejadian," katanya.

"Puting beliung terbentuk dari sistem Awan Cumulonimbus  yang memiliki karakteristik menimbulkan terjadinya cuaca ekstrem. Meski begitu, tidak setiap ada awan Cumulonimbus dapat terjadi fenomena puting beliung. Itu tergantung bagaimana kondisi labilitas atmosfernya," jelas Guswanto.


(dce/dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article BMKG Ingatkan Jawa Tengah Waspada, Hujan Lebat-Angin Kencang Mengancam

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular