Harga Nikel Dunia Ambruk Gara-gara RI? Menteri ESDM Blak-blakan

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
20 February 2024 10:00
A worker poses with a handful of nickel ore at the nickel mining factory of PT Vale Tbk, near Sorowako, Indonesia's Sulawesi island, January 8, 2014. REUTERS/Yusuf Ahmad
Foto: REUTERS/Yusuf Ahmad

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mendorong agar Kementerian Perindustrian dapat mengevaluasi kembali pembangunan pabrik pemurnian dan pemrosesan mineral mentah (smelter) nikel. Khususnya untuk smelter berteknologi Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) yang menghasilkan produk NPI.

Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan evaluasi tersebut penting dilakukan menyusul banyaknya produk NPI yang telah membanjiri pasar dunia. Sehingga kondisi ini telah menyebabkan harga nikel anjlok.

"Ini kan masalahnya ada dua sektor yang satu industri terintegrasi sama yang tidak terintegrasi. Ini harus nyambung karena hulunya ada di ESDM, industrinya ada di perindustrian. Mereka harus evaluasi yang mana bisa didorong, sehingga tidak terjadi over supply," kata Arifin di Gedung Ditjen Migas, Jumat (16/2/2024).

Sebagaimana diketahui, harga nikel dunia jatuh mendekati posisi terendah dalam tiga tahun terakhir. Jatuhnya harga ini dinilai akibat banjirnya pasokan nikel dari Indonesia.

Mengacu catatan CNBC Indonesia Research, pada Senin (22/1/2024) harga nikel dunia kontrak tiga bulan tercatat US$16.036 per ton. Posisi ini adalah merupakan yang terendah sejak April 2021.

Pendorong utama buruknya kinerja nikel adalah kondisi pasokan yang lebih tinggi dibandingkan permintaan. INSG memperkirakan harga nikel akan tetap berada di bawah tekanan dalam jangka pendek seiring dengan meningkatnya surplus di pasar global dan perlambatan ekonomi global.

Harga rata-rata nikel global menurut INSG sebesar US$16.600 per ton pada kuartal pertama dengan harga secara bertahap naik rata-rata US$16.813 per ton pada 2024.

Sementara itu, menanggapi adanya tambang nikel dunia yang tutup karena harga yang runtuh itu, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif buka suara. Penutupan tambang nikel di negara-negara tersebut terjadi belum tentu karena Indonesia.

"Tapi kita lihat dulu apa bener kita, belum tentu," kata Arifin di Gedung Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Ditjen Migas) Kementerian ESDM, Jakarta Selatan, dikutip Selasa (20/2/2024).

Dia mengatakan, jatuhnya harga nikel dan rontoknya perusahaan-perusahaan tambang banyak faktor. Namun demikian, dia mengimbau kepada pelaku industri untuk melakukan hilirisasi lebih jauh.

"Banyak faktornya dari sini kita memberikan imbauan sama industri supaya melihat tren ini, kalau nggak mereka akan kejeblos. Hilirisasi lebih jauh ya kan," katanya.


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga Nikel Ditahan Supaya Gak Terbang, Ini Alasannya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular