
Partai Penguasa Inggris Goyah, Oposisi Bangkit Serukan Perubahan

Jakarta, CNBC Indonesia - Partai Konservatif yang berkuasa di Inggris pada Jumat (16/2/2024) kehilangan dua kursi parlemen lagi dari Partai Buruh dalam pemilihan sela, memberikan pukulan baru yang tidak menyenangkan terhadap Perdana Menteri Rishi Sunak menjelang pemungutan suara nasional penuh.
Hasil ini menutup minggu yang buruk bagi pemimpin Inggris tersebut, yang berjuang untuk menghidupkan kembali dukungan bagi partainya yang terkepung, karena data resmi menunjukkan Inggris berada dalam resesi setelah kontraksi ekonomi selama dua kuartal berturut-turut.
Berkuasa sejak 2010, Partai Konservatif diperkirakan akan kalah dalam pemilihan umum yang menurut Sunak akan ia serukan pada paruh kedua tahun ini.
Partai Buruh mengamankan hasil pemilu sela terbesar kedua dari Partai Konservatif dalam salah satu pemilu yang diadakan pada Kamis, yang diadakan setelah seorang anggota parlemen dari Partai Tory (sebutan Partai Konservatif) mengundurkan diri dan seorang lainnya menghadapi petisi penarikan kembali karena melakukan intimidasi terhadap stafnya.
"Itu sebabnya kita melihat begitu banyak mantan pemilih Konservatif beralih langsung ke Partai Buruh yang telah diubah ini," kata pemimpinnya Keir Starmer sambil memuji hasil yang "fantastis".
"Masyarakat menginginkan perubahan dan siap menaruh kepercayaan mereka pada Partai Buruh yang telah berubah untuk mewujudkannya," katanya, dilansir AFP.
Wakil ketua Partai Konservatif James Daly menyebut kekalahan itu "mengecewakan" namun menegaskan "tidak ada cinta" untuk Starmer.
Pemilu sela ini menyoroti perjuangan yang dihadapi Sunak jika ia ingin mengamankan masa jabatan kelima berturut-turut untuk Partai Konservatif.
Partai ini telah kehilangan serangkaian kursi yang secara tradisional aman karena kalah dari Partai Buruh dan Partai Demokrat Liberal yang lebih kecil dan berhaluan tengah.
Mantan kepala jaksa Starmer dan partainya unggul dua digit atas Partai Konservatif dalam sebagian besar jajak pendapat selama 15 bulan masa jabatan Sunak sebagai perdana menteri.
Dia menggantikan Liz Truss, yang digulingkan setelah agenda ekonomi pemotongan pajaknya membuat takut pasar dan kehilangan dukungan.
Popularitas Partai Konservatif anjlok ketika Inggris mengalami krisis biaya hidup terburuk dalam beberapa dekade sejak pandemi ini.
Pertikaian antar faksi dan kekacauan pemerintahan juga telah menghasilkan tiga perdana menteri sejak musim gugur 2022.
Tercatat 21 pemilu sela kini telah diselenggarakan sejak pemilu terakhir pada 2019, sebagian besar disebabkan oleh kesalahan yang dilakukan oleh anggota parlemen Partai Tory. Partai Konservatif kalah dalam mayoritas suara.
Partai tersebut kini mengalami kekalahan terbanyak dalam pemilihan sela di satu parlemen dibandingkan pemerintahan mana pun sejak pemerintahan Partai Buruh Harold Wilson pada tahun 1966-70, yang menderita 15 kekalahan.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article PM Inggris Rishi Sunak Tiba-Tiba Minta Maaf pada Dunia, Kenapa?
