Ritel Minta Harga Eceran Beras Premium Dinaikkan, Ini Kata Bos Pangan

Emir Yanwardhana, CNBC Indonesia
12 February 2024 13:07
Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi. (Dok: Bapanas)
Foto: Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi. (Dok: Bapanas)

Jakarta, CNBC Indonesia - Peritel meminta pemerintah untuk melakukan relaksasi aturan Harga Eceran Tertinggi (HET) di tengah melonjaknya harga beras premium di tingkat produsen. Hal ini direspons oleh Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi.

Arief menjelaskan pihaknya akan langsung berkoordinasi dengan peritel mengenai relaksasi aturan ini. Namun saat ini upaya yang dilakukan pemerintah akan turun langsung ke lapangan untuk membanjiri beras di ritel modern.

"Jadi izinkan kami berkoordinasi sekarang dengan seluruh ritel yang ada pagi ini saya bersama teman teman bulog dan peritel membahas ini semua untuk isi pasar ritel," kata Arief usai Rapat Terbatas di Istana Negara, Senin (12/2/2024).

Dari keputusan rapat Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga meminta jajarannya untuk membanjiri beras di tingkat ritel modern maupun tradisional.

Selain itu Arief menjelaskan stok beras di Pasar Induk Cipinang juga masih cenderung tinggi yakni di atas 34 ribu ton. Sehingga ia mau memastikan beras itu terdistribusi dengan baik hingga ke tingkat pedagang.

Pengunjung memilih beras di Supermarket, Jakarta, Kamis (29/3). Jelang bulan Puasa, Kementerian Perdagangan berencana mengeluarkan Peraturan Menteri Perdagangan baru mengenai daftar merek beras guna menstabilkan harga beras. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki )Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Pengunjung memilih beras di Supermarket, Jakarta, Kamis (29/3). Jelang bulan Puasa, Kementerian Perdagangan berencana mengeluarkan Peraturan Menteri Perdagangan baru mengenai daftar merek beras guna menstabilkan harga beras. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki )

Seperti yang diketahui beras premium kemasan 5 kg sulit ditemukan di ritel modern. Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy Nicholas Mandey mengungkapkan beras premium langka disebabkan peritel ogah memasok dan menjual rugi beras premium di ritel modern.

Ia mengungkapkan, peningkatan harga pada beras premium cukup signifikan. Di mana yang biasanya harga beras dibanderol Rp13.150 per kg, kini harganya sudah meroket jadi Rp16.000-Rp17.000 per kg.

"Oh jauh sekali (peningkatan harganya), dari yang Rp13.150 (per kg), sekarang bisa jadi Rp16.000-Rp17.000 (per kg). Bahkan ada yang sudah jual Rp18.000 (per kg). Kalau 5 kg ya berarti tinggal dikalikan 5 saja," ungkap Roy kepada CNBC Indonesia.

"Kita peritel kan nggak mungkin kalau beli mahal, dijual murah. Nggak bisa masuk barang kalau kita beli mahal jual rugi, jadi ada beberapa peritel yang memilih nggak usah ada barang sekalian. Sebagian besar peritel itu tidak mau membeli beras sekarang, karena harga mahal," lanjutnya.

Namun demikian, kata dia, ada juga peritel yang memilih terpaksa memasok beras di ritel modernnya karena ada desakan dari masyarakat akan kebutuhan beras.

Selain itu, Roy menyebut kelangkaan beras di ritel saat ini juga disebabkan karena pasokan beras dari Perum Bulog yang belum merata.

Untuk itu, Aprindo berharap agar pemerintah dapat merelaksasi HET sementara waktu sampai kondisi harga mulai kondusif, kemudian Aprindo juga berharap agar Bulog memberi jaminan pemerataan supply beras SPHP dan beras-beras premiumnya ke ritel modern.

"Jadi harapan Aprindo adalah relaksasi HET, yang pertama way out nya," ucapnya.

Sebagai catatan, pemerintah sudah menetapkan HET beras baru baik untuk beras medium maupun premium. HET beras berlaku berdasarkan zonasi yaitu zona 1 untuk Jawa, Lampung, Sumatra Selatan, Bali, NTB, dan Sulawesi. Zona 2 untuk Sumatra selain Lampung dan Sumatra Selatan, NTT, Kalimantan. Serta, zona 3 Maluku dan Papua.

Untuk HET beras premium zona I Rp 13.900 per kg, zona II Rp 14.400 per kg, dan zona III Rp 14.800 per kg.


(emy/wur)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ini Dia Biang Kerok Beras Premium Langka di Ritel modern

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular