Propertinomic: Subsidi Tak Cukup Untuk Pangkas Backlog Perumahan

Jakarta, CNBC Indonesia - Ketua Umum Realestat Indonesia (REI) Joko Suranto mengatakan, pasar real estat atau properti di Indonesia masih akan terbuka besar, bahkan sampai menuju Indonesia Emas di tahun 2045 nanti. Hal itu, terlihat dari data backlog perumahan di Indonesia yang saat ini masih berkisar 12,7 juta.
Joko menuturkan, industri perumahan atau properti nasional sangat menjanjikan. Sehingga, kata dia, pihak perbankan seharusnya bisa menjadikan kondisi ini untuk menghasilkan produk pembiayaan yang menarik bagi masyarakat agar mudah mengakses pembiayaan kepemilikan rumah.
"Kalau bicara pembiayaan kepemilikan rumah, sebenarnya adalah menarik dan promising bagi semua perbankan dan lembaga pembiayaan. Jumlah penduduk Indonesia banyak, dan kredit properti itu low risk. Dengan backlog yang masih tinggi, pertumbuhan properti sampai Indonesia emas masih akan tinggi," kata Joko dalam wawancara khusus dengan CNBC Indonesia, Rabu (7/2/2024).
"Kalau sudah melihat ke sana, mestinya perbankan ini juga berpikir bagaimana membuat produk yang relatif bisa menjembatani lebih mudah, sebagai bagian dari road map untuk mengurangi backlog," imbunya.
Saat ini, kata dia, ada macam-macam produk KPR dan variasi pembiayaan kepemilikan rumah yang bisa disesuaikan dengan pendapatan konsumen, seperti baloon payment.
"Tapi itu kan untuk masyarakat menengah ke atas. Sementara, backlog ini mayoritas terjadi di masyarakat menengah ke bawah. Memang, kita terima kasih kepada pemerintah yang tetap berkomitmen mendorong rumah bersubsidi MBR, namun itu belum cukup," tukasnya.
"Perlu ada kolaborasi insentif pemerintah dan pembiayaan perumahan yang bisa jadi koridor bagi masyarakat menengah ke bawah, untuk mengurangi di yang 12,7 juta itu (data backlog perumahan Indonesia). Dengan begitu mereka bisa dapat akses pembiayaan kepemilikan perumahan," kata Joko.
(dce/dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bos Pengusaha Real Estat Beberkan Jurus Propertinomic, Apa Itu?
